logo

DKPP Kab. Madiun, Bergerak Cepat “Angkat KWT” Berinovasi Olah Susu Menjadi Yogurt

Rabu, 29 Juni 2022

MADIUN – Sedikitnya 15 orang atau peserta yang merupakan Kelompok Wanita Tani (KWT) dari 8 kecamatan di Kabupaten Madiun mendapatkan pelatihan olahan lokal hasil ternak sapi perah yakni susu murni di ruang pertemuan lantai dua kantor Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Madiun.

Kegiatan yang dilaksanakan DKPP Kabupaten Madiun ini, yakni dalam rangka kegiatan Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian Sub Aktifitas tentang “Pengolahan Bahan Pangan Asal Hewan” tahun anggaran 2022. Hadir disela-sela itu yakni Sekretaris DKPP Kabupaten Madiun’ Ir. Sus Mardiyanti yang berkenan membuka kegiatan tersebut’ mewakili Plt. Kepala DKPP Kabupaten Madiun’ Sumanto, SP., MMA

drh. Hasbullah Gofur, Msi seksi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan (PPHNA) Bidang Peternakan DKPP Kabupaten Madiun menjelaskan dalam kegiatan itu, pihaknya telah melibatkan ibu-ibu dari KWT yang masih aktif. Mereka dilibatkan dalam pelatihan pengolahan bahan-bahan asal hewan, yakni salah satunya susu sapi perah menjadi minuman segar jenis yogurt (yang dibuat melalui fermentasi).

Total 15 orang ibu-ibu KWT dari 8 kecamatan yang tersebar di Kabupaten Madiun itu, berkenan unuk hadir memenuhi undangan dalam pelatihan pengolahan bahan pangan asal hewan. Mereka yakni dari Desa/Kec. Kebonsari 1 orang KWT Sekar Mulyo. Selanjutnya 3 orang dari Kec. Geger yakni KWT Barokah Tani Geger, Sari Murni Jatisari, Bumi Subur Klorogan. Kec. Dagangan 2 orang dari KWT Mekar Sari Kepet dan Mekar Jaya Sukosari.

Lalu’ Kec. Gemarang 1 orang KWT Mugilestari Sebayi, Kec. Sadaran 2 orang KWT Tani Subur Bajulan dan Srikaton Pajaran, Kec. Mejayan 2 orang KWT Rahayu Makmur Pandean dan Sekarsari Wonorejo, Kec. Wonoasri 2 orang KWT Sri Kandi Banyu Kambang dan Putri Makmur Ngadirejo dan Kec. Balerejo 2 orang KWT Simo dan Sekar Tani Banaran.

“Peserta yang kami undang dalam kegitan ini, di utamakan KWT yang kelompoknya masih eksis. Selain itu, dinamika kelompoknya masih berjalan ataupun dari sisi kegiatan masih aktif. KWT yang masih aktif ini, tetapi belum pernah melakukan proses pengolahan bahan pangan asal hewan yaitu susu sapi perah menjadi minuman segar jenis yogurt. Jadi, mereka baru kali ini mengikuti pelatihan,” ujarnya seusai kegiatan tersebut, Rabu 29 Juni 2022.

Selama ini, kata dia, ibu-ibu KWT tersebut’ aktifitasnya lebih banyak pada prodak-prodak olahan lokal, contohnya kripik pisang, kentang serta makan-makan ringan seperti jajanan pasar. Itu biasanya ke olahan snack-sncak, seperti itu. Sehingga pelatihan tentang pengolahan bahan pangan asal hewan seperti susu sapi perah, mereka belum pernah.

Maka dari itu, pihaknya mengundang dua orang narasumber yakni Kuswanto merupakan ketua serta anggotanya dari kelopok ternak sapi perah nadyo rahayu kresek’ Yuni Lestari. Dalam kesempatan itu, Kuswanto menyampaikan tentang profil kelompok ternak nadyo rahayu yakni terkait persusuan dan kegunaan serta manfaat dari minuman segar jenis yogurt.

Sedangkan Yuni Lestari memaparkan tentang kegunaan susu sapi perah? Lalu apa itu, kegunaan minuman segera jenis yogurt? Selain itu, juga menjelaskan proses pembuatannya seperti apa? Selanjutnya melakukan pelatihan yaitu dengan cara praktek langsung pembuatan minuman segar jenis yogurt dari bahan pangan asal hewan yaitu susu sapi perah.

Tujuan kegiatan ini dilaksanakan? Tentu kedepannya, adalah untuk meningkatkan pengembangan kapasitas KWT-KWT aktif dan tersebar dipedesaan ataupun ditiap kecamatan yang ada di Kabupaten Madiun.

“Target kami kedepan, nanti KWT yang ada disetiap desa akan kita latih semua. Ini kebetulan baru 8 kecamatan, dimana Kabupaten Madiun terdapat 15 kecamatan. Nah tahun depan, nanti kami undang KWT lain yang belum mengikuti kegiatan pelatihan pengolahan bahan pangan asal hewan seperti pada kesepatan pagi ini,” ungkap drh. Hasbullah Gofur.

Ia menjelaskan semua KWT yang ada di Kabupaten Madiun hingga ini, belum bisa di undang dalam pelatihan pengolahan bahan pangan asal hewan. Karena apa? Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) yang dibuat pihaknya, merupakan tahun sebelumnya. Sebab, waktu itu. Telah dilakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) terkait pandemi Covid-19.

Sehingga ibu-ibu yang di undang dalam kegiatan tersebut, juga dibatasi yakni maksimal 30 orang atau peserta dari KWT yang masih aktif. “Maka dari itulah, kami belum bisa menampung semua KWT yang ada ditiap desa ataupun kecamatan,” jelasnya.

Menurut dia terkait pemasaran prodak susu murni ataupun yogurt kedepannya yakni seperti yang disampaikan narasumber pertama dalam kegiatan tersebut. Selama ini untuk lokalan saja yaitu wilayah Kabupaten Madiun dan Kota Madiun, ternyata masih kekurangan stok susu murni ataupun prodak Yogurt hasil olahan lokal kelompok ternak sapi perah Kabupaten Madiun.

Sehingga diharapkan, kita turut serta memotivasi ibu-ibu dari KWT untuk berternak sapi perah. Karena dengan peritungan analisa tentang usaha? Dengan memelihara seekor sapi perah saja, kedepannya akan mendapatkan tambahan penghasilan yaitu minimal Rp2,7 juta per bulan. Apalagi nanti jika susu murni ini di olah menjadi prodak-prodak lainnya seperti yogurt, otomatis diversifikasi usaha (memperluas pasar)-nya itu, banyak sekali.

“Maka diharapkan KWT-KWT ini, lebih pengembangkan kemampuan anggota dan kelompoknya untuk menghasilkan bahan-bahan prodak asal hewan yaitu susu sapi perah. Jadi sementara ini, kami masih mengadakan pelatihan pengolahan susu sapi perah menjadi yogurt,” tandasnya.*ly/pressphoto.id

Keterangan Foto : Terlihat peserta dari KWT yang hadir saat mengikuti kegiatan pelatihan tentang pengolahan bahan pangan asal hewan yang diselenggarakan oleh DKPP Kabupaten Madiun.*ly/pressphoto.id

error: