logo

Wali Kota Madiun, Dr. Maidi : Justru Jukir Ini Harus di Optimalkan

Senin, 27 November 2023

MADIUN – Sedikitnya 429 orang yang merupakan juru parkir (Jukir) Kota Madiun mendapat pembekalan, pembinaan serta motivasi dari Wali Kota Madiun, Dr. Maidi di halaman parkir Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Madiun.

Pembekalan diantaranya turut menjaga Kota Madiun aman, nyaman, utamakan bersikap sopan santun serta beretika kepada masyarakat baik wisatawan dalam maupun luar daerah. Karena Jukir merupakan orang yang pertama kali berinteraksi dengan para tamu dari luar Madiun

Dalam kesempatan itu, Wali Kota Madiun Dr. Maidi mengungkapkan yang namanya Jukir itu adalah terima tamunya kota pertama kali. Sehingga kalau mereka itu, terima tamu kota? Kota sudah kita bangun, SDM (sumber daya manusia)-nya, kulinernya, sarananya, ini kecil. Tapi, itu Jukir juga harus ada arahan, etika, dan sopan santun. Inilah semua, kita kumpulkan terus.

Sehingga kalau ada/atau terima tamu pertama ini, paling tidak mereka/Jukir punya etika ataupun melayani yang baik, tidak boleh melanggar hingga ngentol (nilai bayar parkir melebihi aturan retribusi dengan ditentukan oleh jukir sendiri) harus sesuai aturan.

Apalagi apa yang dikatakan ini, juga harus membangun kota. Membangun yakni bagaimana orang itu akan kembali lagi ke Kota Madiun. Jukir Kota Madiun yang sekian ratus banyaknya ini dengan arahan-arahan seperti itu, semuanya sudah runtut. Tamu hadir sampai ketempat kuliner, hingga ke tempat-tempat wisata.

“Hari ini, kita benahi semuanya. Walaupun kecil, ini berpengaruh yang besar. Maka seperti hari ini, sudah pengarahan yang kedua kalinya,” katanya seusai kegiatan Evaluasi dan Pembinaan Jukir (EPJ) dihalaman parkir Dishub Kota Madiun, Senin 27 November 2023.

Kita berharap, lanjut Wali Kota, mudah-mudahan dengan arahan-arahan ini yakni dengan teman-teman Jukir, kira tidaklah sulit. Karena, mereka mudah sekali diberi arahan. Hanya saja, kita harus mendekat. “Sehingga yang kecil tidak boleh dihindari. Tapi yang kecil harus didekati, sehingga akan menjadi besar. Yang penting seperti itu,” urainya.

Ia menjelaskan terkait target pendapatan retribusi parkir tepi jalan umum tahun 2023, masih terdapat kekurangan sekitar 7%? Diakui Wali Kota, ya target itu kurang 7%. Namun terkait itu, justru ini adalah teman-teman Jukir yang jatahnya untuk di setorkan ya segera di setorkan.

Tapi yang haknya mereka, silakan diambil. Salah satu haknya mereka yang cukup banyak, adalah fee (biaya) dari pengguna parkir. Artinya dari susuk (kembaliannya) tidak diminta, malah justru ditambahi.

“Hal-hal seperti itulah, tak kala mereka berlaku sopan santun dan sebagainya? Itu sudah dapat dipastikan akan keluar fee dari pengguna parkir. Inilah yang kita uji coba. Teman-teman seperti itu,” terangnya.

Menurut Wali Kota Dr. Maidi terkait pihak ketiga pengelolaan retribusi parkir yakni untuk tahun depan (2024), memang itu harus kita rubah. Artinya begini? Justru Jukir Kota Madiun ini harus di optimalkan. Misalkan jika lelang itu sebesar Rp3 milyar, dan yang melelang punya keuntungan Rp1 milyar?

Ini yang dilelang peruas. Jukir itu, yang ruas ini siapa saja. Kita kumpulkan. Ini targetnya sekian. Nanti kalau tergetnya sekian, maka segera diselesaikan. Sehingga sisanya bisa dinikmati oleh para Jukir itu sendiri.

“Jadi, Jukir itu yang kekurangan? Jangan kekurangan terus. Mereka harus punya kesempatan itu, karena juga warga kita. Kalau ini terjadi seperti itu? Itu bagus. Karena kalau sistem lelang seperti itu? Insyaalloh akan kita buat seperti itu,” tuturnya.

Sehingga kelebihan itu, lanjut dia, harus diberikan kepada orang yang hari ini kekurangan. Orang yang hari ini, ikut rekoso (susah). Untuk itu, jangan sampai diberikan kepada orang-orang yang punya duwit (uang) banyak. Ini akan lebih bagus.

Tapi kalau umpamanya target satu minggu, adalah Rp10 ribu. Mereka sampai Kamis, bahkan Rabu sudah Rp10 ribu segeralah di setorkan. Tiga hingga empat hari kan, miliknya mereka. Silakan saja. Sehingga mereka akan menikmati tatkala ramai sampai malam. Mendapat uang banyak, itu akan bisa mensejahterakan para Jukir bersama keluarganya.

“Bukan mereka itu, Jukir yang kerja terus siang malam seperti itu. Pola-pola inilah yang insyaalloh nanti akan kita benahi. Jadi parkir ini akan dikelola sendiri oleh Dishub Kota Madiun. Tapi kalau Dishub sendiri, maka targetnya adalah target inversi atau penataan ulang,” tegasnya.

Ia menambahkan bahwa target inversi Jukir, adalah peruas. Misalkan ruas jalan ini, inversinya sekian. Kalau sekian dilelang sekian. Nanti keuntungan lelang sekian. Keuntungan sekian, bagaimana?

“Kalau tidak dilelang, maka kewajiban Jukir harus disetorkan. Sisa yang sekian banyak ini, nanti bisa diambil oleh Jukir. Sehingga kedepannya akan membawa kesejahteran para Jukir Kota Madiun,” imbuh Dr. Maidi.*(al/pressphoto.id)

error: