logo

RSUD Dolopo Harus Mampu Pertahankan Prestasi

Jumat, 10 Maret 2023

MADIUN – Jajaran Komisi C DPRD Kab. Madiun melakukan kunjungan kerja dengan agenda kegiatan monitoring evaluasi kinerja Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dolopo tahun 2022 yang berlokasi di Jalan Raya Madiun-Ponorogo, Kab. Madiun, Kamis 09 Maret 2023 lalu.

Ketua Komisi C DPRD Kab. Madiun’ Budi Wahono mengatakan dirinya melihat serta mendengar langsung paparan yang disampaikan Direktur Utama (Dirut) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dolopo’ dr. Purnomo Hadi, adalah suatu hal yang sangat luar biasa.

“Kebetulan saya, tau persis. Karena tempat tinggal saya, dekat dengan RSUD Dolopo. Sehingga bagaimana transpormasi dari puskesmas batil (dulu), itu kalau dengar batil sudah serem. Serem banget. Tapi, alhamdulillah berkat perjuangan dari pak Dirut beserta seluruh manajemen. Selain itu, juga Dirut yang sebelumnya,” katanya.

Menurutnya dengan kondisi saat ini, walaupun belum secara ful kita lihat. Namun pembangunan menuju pada standart dasar dari RS tipe C, tentunya secara pasti ada gambaran yang bisa kita lihat. Selain itu juga bisa menghitung hari, waktu bahkan tahun secara riil atau nyata. Perlu disampaikan bahwa proses panjang ini, RSUD Dolopo sudah bisa melewati tahapan didua tahun kemarin terkait Covid-19. Hal ini adalah suatu capaian yang sangat luar, biasa dalam penangan Covid-19.

“Saya mohon ijin siang hari ini, kebetulan pak Mujiono sudah menyinggung bahwa kita mempunyai RS didua lokasi yaitu Caruban dan Dolopo. Punya RS dua, ibarat kakak beradik. Mestinya, ya kita ini tidak boleh membandingkan. Tapi seharusnya, ya kita harus tahu. Bahkan yang satu ini lainnya mengeluh, dan yang satu lagi hanya diam saja. Yang mengeluh ini kebetulan dekat ke kediaman pak Mujiono, gandeng tritis,” ujarnya.

Tetapi apapaun itu, lanjut dia, harus kembali ke Leadership (Kemampuan seseorang dan memengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama). Perlu disampaikan saat paparan tadi menyimak, biar ada perbantuan dari Kementerian terkait. Hal itu, tentu mendapat sambutan positif dari pihaknya.

Ia juga menyampaikan kepada Dirut RSUD Dolopo. Walaupun singkat pada saat itu, dirinya sempat menyampaikan kepada Ketua Panggar DPR RI yakni Zaid Abdullah untuk RSUD Dolopo mohon disuport. Meski menyebut seperti itu, tapi nanti komunikasi kelanjutannya seperti apa? Namun beliaunya, tetap merespon ‘oke.

Tapi orangnya kan saklek (tetap/kekeh), beliau itu. Bahasanya sik (nanti dulu) ngokoo (bahasa jawa yang biasanya diucapkan antar teman) ‘lha karepe piye (lha maunya bagaimana)? Kan, begitu. Diharapkan semoga nanti kedepan dengan disampaikan seperti itu tadi, maka dirinya harus siap.

“Apa kedepan yang diperlukan ‘suport dari APBN mungkin di RSUD Dolopo. Mestinya, saya menyampaikan dua yaitu RSUD Caruban. Jadi, ini hal-hal yang perlu disikapi bersama. Terus tadi sudah dipaparkan, saya juga mendengar adanya perencanaan terbaik yaitu terkait bangunan emodialisa. Ini sudah tuntutan pak Dirut, saya pesan harus di wujudkan,” jelasnya.

Budi Wahono mengaku dirinya yakin dengan berusaha dilakukan Dirut RSUD Dolopo bersama jajaran, pasti bisa mewujudkan. Karena pertimbangannya apa? Hal ini secara kondisi, terdekat kita adalah RSUP Soedono. Tentu itu sudah tidak mampu, sehingga dilempar ke RSUD Caruban. RSUD Caruban juga sudah tidak mampu, maka dilempar ke RSUP Soedono lagi.

Padahal dirinya mengetahui bahwa hemodialisa (proses pembersihan darah dari zat-zat sampah, melalui proses penyaringan di luar tubuh) itu, adalah kerja sama operasional atau KSO. Sehingga kedepan, mungkin perlu ruangan atau apa? Mesin atau apa? Di RSUD Caruban, itu dirinya selain mendengar, keluhan adanya kurang ini dan kurang itu? Tapi, hanya sambat tok (saja).

“Jadi agak gimana gitu? Saya punya harapan di RSUD Dolopo, kedepan bisa atau ada fasilitas hemodialis. Terus mungkin lepas fungsi kesehatan dan sosialan, RS itu kalau kita berbicara korporasi harus mampu bersaing. Siapa yang menang dalam persaingan itu, maka orang yang berani tampil beda. Dalam artian, bisa adaptasi yang sesuai dengan kondisi,” ungkapnya lagi.

Ia juga mengambarkan layaknya RS Tulungagung. Brandnya yang sekarang ada itu, adalah penangan jantung. Mungkin nanti di RSUD Dolopo, Dirutnya ada semacam ide. Tapi yo ojo niru (jangan meniru) RSUD Caruban atau RS Jiwa, lo dir (Dirut)? Mohon ini dicatat, monggo nanti diterjemahkan.

Terus di Kab. Sukoharjo atau istilah sekarang Solo Baru, juga ada RS swasta yang kebetulan tenaga medis dan sarana pendukungnya mampu yakni terdapat suatu penanganan DSA (Digital Subtraction Angiography). DSA merupakan prosedur kedokteran yang mampu memvisualisasikan aliran di dalam pembuluh darah, khususnya pada bagian kepala dan leher.

“Nah saya itu kelit bicara bangunan, fasilitas sarana dan prasarana juga medis. Tidak menutup kemungkinan walaupun status RSUD Dolopo itu, adalah RS Daerah? Tapi harus mampu menyajikan suatu pelayanan, sekelas RS swasta tersebut,” terangnya.

Ia kembali menguraikan terkait warna bagunan RS mendominasi hijau dan putih. Lalu komporer colour atau warna, tentunya sudah dipakemkan di tiap RS. Menyinggung warna tertentu, memang tidak diperbolehkan. Karena ini, adalah zona (kegiatan Komisi C DPRD Kab. Madiun), zonaya netral.

“Cuma saya pesan saja. Biarpun, kita punya status RS Daerah? Ya tolong dong, jangan sampai tembok bangunan RS itu, warnanya pudar ataupun kusem-kusem. Apalagi, catnya ngelotok/ngelupas, jamuran seperti RSUD Caruban ya?,” tandasnya.

Memang perlu disampaikan, kata dia, kalau di Surabaya itu mulai RS swasta paling besar adalah RSU Siloam, RS Premier dan lain-lain. Tapi, RS itu betul-betul begitu rapi dinding dan sebagainya. Itulah terkait masalah fisik bangunan. Namun yang perlu dipikirkan juga RSUD Dolopo, mampukah menghadirkan seperti itu?

“Jadi yang disampaikan pak Mujiono tadi, ya memang kita kesini (RSUD Dolopo) adalah berobat. Ya tentunya, juga kepingin sembuh dong… Tapi selain obat, pasti ada sesuatu hal-hal lain yang diterima oleh pasien,” paparnya.

Budi Wahono melanjutkan terkait lonjakan pasien di dalam tahun 2022 yang dipaparkan oleh Dirut RSUD Dolopo, tadi itu capaian yang sangat luar biasa. Artinya kepercayaan masyarakat di RSDU Dolopo, kini sudah mulai berkembang. Mungkin kalau secara data, asal usul mungkin sudah dari wilayah sebelah.

Karena, dirinya pernah bertemu dari Kab. Ponorogo maupun Magetan. Bahkan sudah melirik untuk di rawat dalam kondisi sakit, mungkin di RSUD Dolopo ini. Diharapkan nanti kedepan, dapat dipertahankan dan ditingkatkan prestasi yang sudah diraih.

Sedangkan terkait dengan fungsi anggaran dan sebagainya, yang pasti Komisi C DPRD Kab. Madiun selaku mitra tetap mendukung apa yang sudah disiapkan. Direncakan di master plan termasuk review beberapa lalu, pastinya review itu diperlukan karena kondisi, inflasi dan sebagainya.

Bahkan, dia pun masih ingat yakni bagaimana perjuangannya? Ia, Wakil Ketua DPRD Kab. Madiun’ Mujiono bersama teman-teman Panitia Anggaran (Panggar) di DPRD saat ditengah pandemi Covid-19. Lalu kita, terus mencoba untuk menyelesaikan pengadaan tanah yang dibelakang puskesmas batil ini.

Bahkan terjadi, sampai dua tahun anggaran atau Perubahan Anggaran Keuangan/PAK. “Tapi alhamdulillah, sudah selesai. Terus juga ada terkaitan dengan ‘mungkin anggaran Covid-19 itu, jadi saya nyambung. Nyambung dari sisi waktu,” katanya, lagi.

Selain itu, Budi Wahono juga menyampaikan banyak masyarakat yang belum mengetahui RSUD Dolopo, itu seperti apa? Tahunya, itu dari tampak depan. Direncanakan kalau sudah dibuka, didepan tampilan sekarang yang saat ini’ gedungnya sudah muncul. Itu megah, apalagi sarana-sarana yang lain, terus dilengkapi. Khususnya kepada Dirut, walaupun posisi RSUD Dolopo itu dari sisi waktu di awal?

“Ini Wakil Ketua DPRD Kab. Madiun’ pak Mujiono, biar jadi saksi. Saya kepingin disini, lebih hebat dan kebalik dari sana juga mengikuti disini,” ungkapnya langsung disambut riuh jajaran Komisi C DPRD Kab. Madiun, jajaran direktur dan pejabat struktural RSUD Dolopo yang hadir dalam kegiatan monitoring evaluasi kerja tahun 2022.

Ia kembali memaparkan bahwa RSUD Caruban itu, sing ngemong (yang ngasuh) Wakil Ketua DPRD Kab. Madiun’ Mujiono bersama Wakil Komisi C DPRD Kab. Madiun’ Muhammad Sayuti. Sedangkan RSUD Dolopo yang dekat, adalah dirinya bersama mbah Sudira, anggota Komisi C DPRD Kab. Madiun.

‘Jadi, kita dalam komunikasi berbagi’ kan seperti itu. Alhamdulillah yang jelas apapun itu aset daerah, kita tidak membedakan. Pasti, kita dukung sepenuh-penuhnya baik itu RSUD Caruban ataupun RSUD Dolopo,” tuturnya, lagi.

Budi Wahono juga menyampaikan terima kasih kepada Dirut beserta seluruh manajemen RSUD Dolopo, atas perkembangan prestasi yang sudah ada. Tentunya atas nama DPRD Kab. Madiun khususnya Komisi C menyampaikan selamat. “Selamat dalam posisi sekarang toh..? Makanya untuk mengembangkan, terus berupaya lebih baik lagi,” tutupnya.*al/pressphoto.id

Keterangan Foto : Terlihat aktivitas saat pemaparan disampaikan Dirut RSUD Dolopo’ dr. Purnomo Hadi dihadapan jajaran Komisi C DPRD Kab. Madiun serta pejabat struktural dalam kegiatan monitoring evaluasi kinerja tahun 2022.  

error: