logo

Disparpora Gelar Pelatihan Menjahit Pakaian Adat Khas Kab. Madiun

Kamis, 28 Maret 2024

MADIUN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Madiun melalui Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga (Disparpora) Kab. Madiun menggelar pelatihan menjahit pakaian adat khas Kab. Madiun’ di UPT BLK (balai pelatihan kerja) Madiun di Kota Caruban.

Kepala Disparpora Kab. Madiun, Anang Sulistijono saat dihubungi melalui Kepala Bidang Pemasaran Disparpora Kab. Madiun, Dian Widayanti mengungkapkan tujuan kedepan terkait kegiatan pelatihan menjahit pakaian adat khas Kab. Madiun?

Terkait itu mulai tahun 2024 ini, Disparpora Kab. Madiun khususnya Bidang Pemasaran telah diamanahi untuk pengembangan ekonomi kreatif (Ekraf) di Kab. Madiun. Sehingga banyak masyarakat yang bertanya, ‘kenapa pelatihan menjahit ada di Disparpora Kab. Madiun?

Sebab itulah, banyak masyarakat yang belum tahu bahwa pelaku Ekraf memang diamanahkan ke Bidang Pemasaran Disparpora Kab. Madiun. Untuk itulah, kita dari Disparpora Kab. Madiun segera menyelenggarakan pelatihan menjahit pakaian adat khas Kab. Madiun untuk ASN.

Hal ini juga berkaitan dalam rangka menyongsong SE (surat edaran) yang akan diterbitkan oleh pemerintah daerah (Pemda) Kab. Madiun tentang penggunaan pakaian adat atau baju khas Kab. Madiun khususnya setiap bulan atau di awal minggunya.

Bahkan harapan pimpinan yakni Pj. Bupati Madiun Tontro Pahlawanto untuk pemesanan baju adat khas Kab. Madiun, dikerjakan oleh masyarakat sendiri ataupun dipesan dari wilayah Kab. Madiun. Termasuk juga mulai dari bahan baku atau kainnya, hingga tenaga penjahitnya.

Karena itulah, pelaku usaha jasa menjahit pakaian adat khas Kab. Madiun disarankan tidak keluar dari Kab. Madiun.

“Jadi dalam rangka menyongsong, maka kami melakukan pelatihan khususnya berkaitan dengan menjahit di sub sektor fashion. Karena peserta yang kami hadirkan ini, semuanya sudah mahir dan berbisnis di jasa menjahit,” ujarnya, Rabu 27 Maret 2024.

Untuk kelas pelatihan menjahit pakaian adat khas Kab. Madiun, lanjut Dian Widayanti, telah dibagi menjadi 2 sesi yakni pagi 25 orang, dan siang 25 orang. Sehingga totalnya 50 orang, adalah peserta dari 15 kecamatan yang ada di Kab. Madiun.

Sedangkan tahun 2024 ini, target kita sekitar 150 orang yang dilatih untuk menjahit pakaian adat khas Kab. Madiun. Karena arahan dari pimpinan agar tidak terjadi ngeblok atau 1 kelompok saja, maka setiap kecamatan dilibatkan untuk tenaga menjahit pakaian adat khas Kab. Madiun.

“Total 50 peserta yang dihadirkan dalam pelatihan menjahit, diprioritaskan untuk pakaian adat saja. Kedepannya baju adat itu sebagai seragam ASN (aparatur sipil negara) Pemkab. Madiun. Tapi pesertanya ini, adalah dari masyarakat,” tandasnya.

Ia menjelaskan terkait pelatihan menjahit pakaian adat khas Kab. Madiun, karena Ekraf telah diamanahkan ke Disparpora Kab. Madiun yakni sebagai program prioritas di tahun 2024. Karena di tahun 2023 lalu, kita belum ada program tersebut.

“Karena program Ekraf, memang baru ada di tahun 2024 ini. Untuk itulah, kami mengadakan pelatihan menjahit pakaian adat khas Kab. Madiun sebagai seragam ASN khususnya pada hari-hari tertentu,” terangnya.

Ia menambahkan dengan adanya pelatihan menjahit, diharapkan setelah kegiatan ini selesai sebanyak 50 orang peserta yang ada bisa kita buatkan paguyuban komunitas. Sehingga kedepanya bisa menerima pesanan dari masyarakat Kab. Madiun, khususnya ASN.

Untuk mendukung penjualan Ekraf dan produk lainnya, kita akan membuatkan pasar online yang berbasis website. “Pasar online ini, nantinya juga bisa untuk semua pelaku Ekraf yang ada di Kab. Madiun. Jadi tidak penjahit saja, tapi juga dari sub sektor lainnya. Termasuk musik kesenian, kriya (pekerjaan kerajinan tangan) dan kulinernya,” tutur Dian, lagi.

Sirojul Munir (50), warga Desa Sewulan, Kec. Dagangan yang merupakan seorang peserta pelatihan menjahit pakaian adat khas Kab. Madiun menuturkan dengan adanya pelatihan ini, kedepannya diharapkan dapat mendukung perekonomian para pekerja jasa menjahit di Kab. Madiun.

Syukur alhamdulillah, dirinya sebagai penjahit insyaalloh akan mengambil kesempatan ini sebaik-baiknya. Terutama untuk usaha dirinya di rumah yang selama ini, juga sebagai penjahit model laki-laki. Apalagi setelah pelatihan, selanjutnya akan dibuatkan e-katalog atau katalog elektronik.

“Nah itu, juga sebuah sarana untuk media pengenalan kami sebagai pekerja jasa menjahit terhadap masyarakat Kab. Madiun hingga luar daerah. Nanti dengan adanya katalog elektronik, mudah-mudahan itu bisa berlanjut,” ungkapnya.

Saat disinggung terkait tantangannya membuat atau menjahit pakaian adat? Sirojul mengaku baru pertama kali ikut pelatihan menjahit model pakaian khas daerah. Sehingga perlu penyesuaian secara detail setiap ilmu yang diberikan oleh para pemateri dalam kegiatan pelatihan menjahit pakaian adat khas Kab. Madiun.

Di samping itu, dirinya bersama peserta yang lain juga belum mempelajari secara penuh model pakaian adat khas Kab. Madiun. Mengingat dirinya adalah seorang laki-laki, maka kebiasaan jahitannya pun model laki-laki.

“Ini mungkin juga sebagai pengalaman baru bagi saya, dan peserta yang lain untuk belajar model pakaian adat. Tapi pola dasar, insyaalloh sudah saya miliki. Untuk melanjutkan ke pola lainnya, insyaalloh akan mudah,” terangnya.*(al/pressphoto.id)

error: