INDONESIA – Dikenal sebagai Pulau Seribu Masjid, Lombok, Nusa Tenggara Barat, tak hanya kaya akan budaya dan religi. Pulau ini menyuguhkan bentang alam yang luar biasa indah, mulai dari pantai eksotis hingga jalur pendakian menantang, itu semua bisa kamu dapatkan di Lombok.
Salah satu daya tarik utamanya adalah Gunung Rinjani, destinasi favorit bagi para pendaki. Tak heran jika ajang olahraga bergengsi lintas alam seperti RINJANI100 2025 menjadi magnet bagi ribuan pelari dari berbagai negara yang tidak hanya menguji fisik tapi juga memperkenalkan budaya lokal ke dunia.
Penasaran dengan kemeriahan di dalamnya? Yuk! Simak ulasan singkatnya berikut ini!
1.Diselenggarakan Kedua Belas Kalinya di Kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani
Gelaran RINJANI100 2025 yang digelar pada 16 hingga 18 Mei ini tidak lepas dari dukungan Pemerintah Kabupaten Lombok Timur yang berkolaborasi dengan F-One Sport selaku pihak penyelenggara.
Sama seperti di tahun sebelumnya, Pantai Pekendangan yang berada di Desa Belanting, Kecamatan Sambelia, Lombok Timur dipilih menjadi titik dimulainya acara kompetisi lari Rinjani100 2025 di kategori 162KM dan 100KM.
Sebagai informasi, titik start dalam kompetisi ini berbeda-beda tergantung pada kategori jarak yang diikuti peserta, tidak hanya berpusat di Pantai Pekendangan saja. Untuk kategori 60KM, peserta dilepas di titik start Desa Senaru, Kecamatan Bayan. Di kategori 36KM dimulai dari titik start Hotel Nusantara Sembalun. Lalu untuk di kategori 27KM dimulai di kawasan Sembalun.
Di kesempatan ini raut wajah dari para ribuan peserta terlihat antusias mengikuti kompetisi trail running paling bergengsi di Lombok. Untuk menyemarakkan acara, pertunjukan budaya lokal seperti Gendang Beleq dan Peresean juga turut ditampilkan oleh pihak penyelenggara.
2.Diikuti Sebanyak 1.100 pelari dari 44 negara
Jika dibandingkan dengan tahun lalu, antusiasme peserta lari di ajang RINJANI100 tahun ini terlihat cukup tinggi. Tercatat ada sebanyak 1.100 peserta dari 44 negara ikut ambil bagian.
Pesona RINJANI100 tak hanya ada pada trek ekstrem yang memacu adrenalin, tapi juga pada kekayaan budaya lokal dan kuliner khas Lombok yang memikat wisatawan, baik dari dalam negeri maupun mancanegara.
Kehadiran ribuan peserta di event RINJANI100 2025 ini menandakan bahwa sport tourism di Indonesia tidak kalah saing dengan di negara lainnya. Hal ini diharapkan mampu memberikan dampak positif terhadap sektor pariwisata dan ekonomi lokal di Lombok Timur.
3.Terbagi Menjadi Lima Kategori Perlombaan
Penyelenggaraan RINJANI100 tahun ini dibagi ke dalam lima kategori jarak yaitu 27KM, 36KM, 60KM, 100KM, dan 162KM. Setelah ribuan peserta berkompetisi dengan sengit, pihak panitia akhirnya mengumumkan para pemenang di masing-masing kategori. Pada kategori terjauh, yakni 162KM, pelari asal Nepal, Sangé Sherpa, berhasil meraih juara pertama dengan catatan waktu 41 jam 4 menit 32 detik, mengungguli ratusan peserta lainnya.
Di kategori wanita dengan jarak tempuh 100KM dimenangkan oleh Loi Luong Thi asal Vietnam. Sedangkan di kategori pria jarak tempuh 100KM Muhammad Ma’mun Khariri asal Indonesia berhasil menduduki juara 1.
Kemudian di kategori wanita dengan jarak tempuh 60KM, dimenangkan oleh pelari asal Taiwan, Mengyun Tung. Lalu untuk juara di kategori pria dengan jarak tempuh 60KM berhasil diraih Konstantin Firsov, pelari asal Rusia.
Adapun juara wanita di kategori 36KM berhasil diraih Claudia Gerken pelari asal Jerman. Lalu untuk di kategori pria dengan jarak tempuh 36KM, Wen Sheng Toh dari Singapura berhasil meraih juara 1.
Di kategori 27KM pelari asal Indonesia, Taufan Rizki Jauhari berhasil meraih medali juara 1. Waktu tempuh terbaik yang berhasil ia catatkan adalah 03 jam 39 menit 03 detik.
4.Memberikan Dampak Ekonomi dan Sosial Secara Signifikan
Di balik ketatnya persaingan di ajang kompetisi bergengsi RINJANI100, ternyata event ini mampu menjadi penggerak roda ekonomi warga sekitar, lho. Tercatat selama kegiatan RINJANI100 berlangsung, nilai transaksi ekonominya mencapai Rp18,74 miliar.
Adapun beberapa sektor yang merasakan dampak ekonomi secara langsung dari kegiatan ini di antaranya adalah Penyediaan Makanan dan Minuman (Rp2,97 miliar), Jasa Angkutan Udara (Rp2,33 miliar), Penyediaan Akomodasi (Rp1,99 miliar), Pakaian Jadi (Rp1,3 miliar) serta Perdagangan Selain Mobil dan Sepeda Motor (Rp0,78 miliar).
Dari sisi ketenagakerjaan, event ini turut memberikan dampak terhadap penciptaan lapangan kerja. Seperti diketahui, kegiatan ini melibatkan kurang lebih sebanyak 50 relawan sebagai panitia kegiatan. Selain itu sebanyak 30 pelaku seni budaya turut terlibat sebagai bentuk pelestarian budaya.
Setelah Menaklukkan Jalur Ekstrem Rinjani, Kini Saatnya Kamu Relaksasi di Surga Alam Lombok!
1.Desa Sembalun
Kalau kamu mau menikmati suasana pegunungan tapi tidak mau lelah mendaki Gunung Rinjani, kamu bisa singgah sejenak ke salah satu desa wisata bernama Desa Sembalun. Di desa yang berada di Kabupaten Lombok Timur tepatnya di kaki Gunung Rinjani ini dijamin bikin pengalaman liburanmu jadi berkesan.
Nah, salah satu aktivitas seru di sini adalah memetik buah stroberi langsung dari kebunnya, Sob. Soalnya hampir semua masyarakat lokal di Desa Sembalun berprofesi sebagai petani yang banyak menanam buah stroberi.
Di Desa Sembalun ini juga terdapat spot foto instagrammable bernama Taman Wisata Pusuk Sembalun. Saat berada di sini, kamu menikmati udara sejuk dengan pemandangan alam pegunungan Rinjani yang memukau.
Waktu terbaik untuk datang ke sini adalah di waktu pagi dan menjelang sore. Hal ini karena di lokasi Desa Sembalun sangat cocok untuk menikmati sunrise maupun sunset. Jika ingin datang ke Desa Sembalun diharapkan mengenakan pakaian agak tebal seperti mengenakan jaket atau penutup kepala untuk melindungimu dari udara yang cukup dingin.
2.Pantai Pink
Jika sudah menikmati udara pegunungan di kaki Gunung Rinjani, mungkin tidak ada salahnya untuk mencoba suasana berbeda dengan mengunjungi pantai nan indah di Lombok. Salah satu pantai tersebut bernama Pantai Pink yang berlokasi di Sekaroh, Kecamatan Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur, NTB.
Seperti namanya, pantai ini menghadirkan luasnya hamparan pasir berwarna merah muda. Selain itu deburan ombak yang tidak terlalu besar menjadikan alasan bagi para pengunjungnya untuk betah berlama-lama di pantai ini.
Saat berada di kawasan Pantai Pink ini kamu bisa melakukan beberapa aktivitas seru di antaranya seperti snorkeling, bermain pasir, berburu spot foto instagrammable dan menikmati ikan bakar.
Untuk bisa mengunjungi kawasan Pantai Pink, kamu bisa membayar tiket masuknya seharga Rp10.000 untuk wisatawan nusantara dan Rp50.000 untuk wisatawan mancanegara.
3.Desa Sade
Berlokasi di Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Desa Sade juga memberikan pengalaman seru bagi para pengunjung yang mampir ke sini. Hal ini karena di Desa Sade banyak menyajikan sisi budaya khas Lombok yang unik serta menarik.
Saat berada di kawasan ini kamu akan melihat bentuk arsitektur bangunan yang terbuat dari bambu dan tanaman alang-alang sebagai atapnya. Eittss! Tidak selesai sampai di situ aja. Kalau lantai pada bangunan biasanya terdapat keramik atau semen beton, nah pada rumah di Desa Sade ini justru lantainya terbuat dari tanah liat, kotoran kerbau, abu, dan jerami. Wah, cukup unik ya, Sob!
Jika sedang di momen musim liburan, di lokasi ini kerap kali menggelar pertunjukan budaya khas Lombok yakni Tari Peresean. Selain itu kamu juga bisa melihat proses pembuatan berbagai aksesoris dari kain tenun.
Untuk bisa masuk ke kawasan ini tidak ada patokan harga. Jadi besaran harga tiket masuknya tergantung sukarela pengunjung. Setiap wisatawan yang berkunjung akan selalu diminta untuk mengisi nama di daftar buku tamu. Cukup menarik kan?
Supaya kamu tidak ketinggalan informasi seputar destinasi wisata, event, dan beragam fakta menarik di dalamnya, silakan cek di website indonesia.travel ya. Yuk! Liburan #DiIndonesiaAja agar lebih mengenal ragam budaya serta mendukung peningkatan ekonomi di Indonesia. *(sumber:kemenpar.go.id)