logo

Menilik Potensi Pasar Seni Rupa di Indonesia

Sabtu, 5 Oktober 2024

INDONESIA – Memiliki keindahan yang sudah dikenal sejak berabad-abad silam, kualitas karya seni Indonesia tidak bisa dianggap remeh. Belum lagi, banyaknya karya-karya seni rupa dalam negeri membuktikan jika subsektor seni rupa memiliki potensi sangat besar. Baik secara kualitas, kuantitas, pelaku kreatif, produktivitas, hingga potensi pasar. Beragam karya seni rupa buatan seniman Indonesia pun memiliki peran krusial dalam mendukung pertumbuhan sektor ekonomi kreatif.

Hal ini dibuktikan dalam data dari Outlook Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2020/2021 bahwa subsektor seni rupa menyumbang PDB Nasional sebesar Rp2.64 Triliun pada 2020. Angka tersebut tidak bisa dipisahkan dari peran 51.721 orang yang bekerja di subsektor seni rupa pada tahun tersebut.

Melihat geliat pasar seni rupa Indonesia yang terus mengalami peningkatan, tentunya menjadi angin segar bagi subsektor ekonomi kreatif tersebut. Selain mendukung pertumbuhan ekonomi kreatif, perkembangan seni rupa di Indonesia juga menjadi bukti bahwa kualitas karya seniman Indonesia layak bersaing di pasar internasional. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya seniman lokal yang terlibat dalam pameran di luar negeri.

Seniman Lokal Pameran di Luar Negeri

Semakin banyak seniman lokal yang melebarkan sayapnya dan terlibat pameran seni rupa di luar negeri, paling baru adalah Roby Dwi Antono. Seniman muda asal Ambarawa ini sukses memamerkan karya seni berupa patung yang bernama “Nalakala” di Passeig Vara de Rey, Ibiza, Spanyol. Patung dari perunggu dengan berat 1,2 ton tersebut ambil bagian dalam CAN Art Fair 2024.

Masih berbentuk karya seni patung, seniman lokal lainnya yang turut mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional adalah Yunizar. Seniman asal Talawi, Sumatra Utara ini berhasil memamerkan patung perunggu buatannya di ajang bergengsi Frieze Sculpture edisi ke-9 di English Gardens, The Regent’s Park, London 2021. Sebelumnya, Yunizar juga pernah mengadakan pameran tunggal di Museum Universitas Nasional Singapura (NUS) pada 2007 silam.

Ada pula Ronnie Jiang, seniman lukis Indonesia yang pernah berkesempatan memamerkan karyanya di pameran Destructuralisme Figuratif (DF) Art Project 2021 di Paris. Menampilkan lukisan dengan desktrukturisasi beberapa wajah, dengan memadukan warna dan cerita yang unik, karya seniman lokal ini sukses menjadi primadona pada pameran tersebut.

Selain ketiga seniman seni rupa di atas, sebenarnya masih banyak seniman-seniman lokal lainnya yang pernah terlibat pameran di luar negeri. Beberapa di antaranya: Naufal Abshar yang pernah mengadakan pameran di Lithuania, serta Jerry Thunggaltira, pelukis kontemporer yang pernah menampilkan karya lukisannya di acara International Art Symposium di Yordania, dan berhasil meraih penghargaan Creative Art Work Winner.

Adaptasi Seniman Lokal ke Ranah Digital 

Perkembangan teknologi memperluas pasar subsektor seni rupa. Hal ini terlihat dari bagaimana para seniman memamerkan karyanya dalam bentuk digital: NFT (Non-fungible Token). Perkembangan NFT memiliki potensi sangat besar, sekaligus menjadi “wadah” bagi pelaku industri kreatif. Terutama seniman untuk berkarya lebih serius di bidang seni digital.

Dalam jangka panjang, memanfaatkan NFT sebagai media untuk memamerkan karya-karya seni rupa tidak hanya mempermudah proses penyebaran karya ke berbagai belahan dunia saja. Tapi, juga mempersingkat proses jual-beli karya. Alih-alih menjual karya secara konvensional atau bertemu pembeli secara langsung, saat ini metode jual-beli karya bisa dilakukan secara daring. Bahkan, karya yang unik dan original bisa dijual dalam bentuk NFT dengan harga fantastis.

Menariknya lagi, kita tidak hanya mendapatkan keuntungan dari penjualan karya pertama saja. Kehadiran teknologi NFT akan memberikan royalti dan keuntungan dari seluruh penjualan yang didapatkan. Baik itu penjualan kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya.

Dalam mendukung kelancaran penggunaan NFT di subsektor seni rupa, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) mengadakan “Kelas Ilustrasi dan Pengenalan NFT” secara gratis bagi para perupa yang ingin bertransformasi ke penjualan produk ke ranah digital alias NFT. Foto: Suasana pameran seni lukisan yang didatangi banyak pecinta seni (Shutterstock/SevyStocks).*(sumber:kemenparekraf.go.id)

error: