logo

Disnaker Kab. Madiun, “Hubungkan Pasar” Sesuai Kebutuhan Perusahaan

Kamis, 27 Oktober 2022

MADIUN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Madiun melalui Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja (PTKPK2) Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Madiun menggelar sosialisasi Kegiatan Pelayanan Antarkerja di Daerah Kab/Kota bertempat di Ruang Pertemuan Retno Dumillah Kabupaten Madiun.

Sosialisasi kegiatan yakni melalui “Tracer Study Alumni dan Pengenalan ke Dunia Usaha Menuju Perkembangan Industri 4.0” itu, dihadiri sebanyak 50 peserta. Mereka terdiri dari sejumlah guru, alumni SMA/SMK dan perwakilan perusahaan/industri yang ada di Kabupaten Madiun. Turut hadir sekaligus menyampaikan sambutan serta berkenan membuka kegiatan yakni Kepala Disnaker Kabupaten Madiun’ Heru Kuncoro, S.Sos, M.Si.

Bahkan dalam kesempatan itu, Disnaker Kabupaten Madiun juga menghadirkan dua orang narasumber yakni HRD dan GA Manager PT. Dwi Prima Sentosa’ Totok Susanto. Selain itu, Yannear Al Reza, S.Sos yang merupakan Pengantar Kerja Ahli Muda dari Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur.

Kepala Disnaker Kabupaten Madiun’ Heru Kuncoro mengungkapkan kegiatan seperti ini di adakan yaitu satu dikarenakan melihat adanya TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) Madiun yang masih relatif tinggi atau 4,9 %. “Di angka 4,9 % inilah, tentu buat kami masih cukup tinggi atau setara 18.000 lebih sekian di tahun 2021 lalu,” ujarnya disela-sela kegiatan, Kamis 27 Oktober 2022.

Namun untuk menanggulangi realita itu, lanjut dia, maka pihaknya terus berupaya melakukan berbagai cara yakni salah satunya mengumpulkan BKK (Bursa Kerja Khusus) baik dari SMA maupun SMK. Karena BKK SMA/SMK ini yang ‘nota bene’ ujung tombak untuk formasi tenaga kerja di tiap sekolah. Sehingga melalui kegiatan seperti inilah, mereka dapat dipertemukan langsung dengan perusahaan.

Tujuannya jika nanti kedepan kalau kita sudah meet up (merencanakan sebuah pertemuan) antara BKK, Pemerintah dan Perusahaan? “Maka bisa jadi harapan kami, bahwa kebutuhan perusahaan kedepan itu’ apa saja? Itu bisa di tangkap” oleh BKK ataupun SMK terutamanya,” tuturnya.

Heru biasa disapa berkenan mencontohkan ‘semisal di SMK? Kedepan jika nanti ada perusahan yang membutuhkan tenaga kerja untuk produksi dari bahan kulit? Tentunya SMK ini, juga bisa menambah kurikulum atau kegiatan ekstra. Sehingga lulusan dari SMK tersebut, begitu lulus sudah dapat di tempatkan di perusahaan-perusahaan yang memang membutuhkan yakni sesuai dengan pasar.

Mungkin karena selama ini masih banyak SMA/SMK’ belum membuat kurikulum tertentu, yang bisa atau sesuai dengan pasar yang ada saat ini? “Harapan kami nanti bisa sepakat dengan perusahaan, dinas dan BKK. Ini kan kami selaku fasilitator, tentu memerlukan mereka. Makanya, kami mengagendakan pertemuan rutin antara perusahaan dengan BKK,” jelasnya.

Menurut dia terkait persentase oleh pihaknya, ternyata masih belum memenuhi secara pasti bahwa kurikulum yang sudah ada ini dapat sesuai pasar yang dibutuhkan oleh perusahaan. Karena apa? Yaitu salah satunya sesuai yang sudah disampaikan oleh dirinya disela-sela acara tadi di ruang pertemuan, bahwa data-data yang ada di SMK BKK itu memang belum dilaporkan ke Disnaker Kabupaten Madiun.

Seperti mereka yang sudah lulus dari SMK? Kemudian dibantu oleh BKK-nya hingga ditempatkan kerja di perusahaan, baik itu di lokal maupun di luar daerah. Hal itu juga, Disnaker Kabupaten Madiun masih belum mempunyai data base-nya.

“Saat inilah kami akan menyatukan. Karena kami harus mempunyai data base mereka. Sehingga nanti akan kami klop-kan. Mungkin jika mengetahuinya, ‘ooo… ternyata yang sudah ditempatkan di perusahan-perusahaan juga sudah banyak,” tandas Heru Kuncoro, lagi.

Ia mengatakan untuk mendukung program seperti itu, maka pihaknya berharap adanya sinergi antara SMA/SMK terutama BKK-nya dengan Pemerintah yakni melalui Disnaker Kabupaten Madiun. Sehingga apa? Natinya bisa terjun langsung baik di kegiatan-kegiatan maupun informasi tentang ketenaga kerjaan.

Mengingat pemerintah, terkadang juga mempunyai anggaran yang mana bisa di alokasikan untuk kegiatan-kegiatan seperti pelatihan kerja. Namun anggaran itu, tidak maksimal atau terbatas. Disnaker Kabupaten Madiun sendiri tidak mungkin memberikan pelatihan kerja kepada semua masyarakat.

“Hanya saja kami batasi yaitu sesuai dengan anggaran yang ada. Selain itu, pelatihan kerja pun kami sesuaikan dengan pasar yang dibutuhkan perusahaan. Untuk itu, kami butuh kerjasama dengan BKK. BKK ya kalau bisa memasukan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan pasar juga,” ungkapnya.

Ia menambahkan selain pihaknya terus berupaya mengurangi angka TPT di Kabupaten Madiun, juga menfasilitasi BKK SMA/SMK untuk turut serta melakukan hal serupa. Sehingga kedepannya, pasar-pasar lokal ini bisa tercukupi oleh masyarakat khususnya warga-warga asal Kabupaten Madiun.

Tentunya untuk meraih pasar terutama lokal, diharapkan masyarakat Kabupaten Madiun khususnya alumni SMA/SMK harus mempunyai kemampuan maupun kopetensi sesuai kebutuhan pasar.

“Sehingga BKK yang ada di SMA/SMK ini, bisa mengakomodir mereka. Terutama terkait menjaring informasi-informasi pekerjaan hingga bisa menempatkan alumni-alumninya di perusahaan-perusahaan yang ada,” katanya.*ly/pressphoto.id

Keterangan foto : Terlihat aktivitas dalam sosialisasi Kegiatan Pelayanan Antarkerja di Daerah Kabupaten/Kota yang diselenggarakan oleh Disnaker Kabupaten Madiun. Dalam kesempatan itu, Kepala Disnaker Kabupaten Madiun Heru Kuncoro berkenan menyampaikan sambutan sekaligus membuka kegiatan tersebut yakni melalui “Tracer Study Alumni dan Pengenalan ke Dunia Usaha Menuju Perkembangan Industri 4.0”  

 

error: