logo

Menteri Ekraf Tinjau Inovasi Teknologi Ramah Lingkungan di UNUSA, Dorong Ekraf Berbasis Sains

Senin, 4 Agustus 2025

Surabaya, 4 Agustus 2025 – Menteri Ekonomi Kreatif (Ekraf), Teuku Riefky Harsya meninjau langsung inovasi teknologi ramah lingkungan di Center for Environmental Health of Pesantren (CEHP), Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM), Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA), Surabaya, Senin, 4 Agustus 2025. Dua produk unggulan yaitu insinerator tanpa asap dan sistem penjernihan air dinilai potensial untuk dikembangkan di sektor ekonomi kreatif.

Menteri Ekraf menegaskan bahwa inovasi ekonomi kreatif seperti ini ketika kebudayaan, sains, teknologi, dan digitalisasi bersinergi.

“Industri kreatif lahir dari sentuhan riset dan inovasi berbasis budaya maupun desain. Inovasi seperti insinerator dan pemurni air ini dapat masuk dalam klaster teknologi berbasis media maupun digital,” ujar Menteri Ekraf.

Produk Incinerator Technology milik UNUSA dirancang sebagai alat pembakar sampah ramah lingkungan tanpa asap, sehingga tidak mencemari udara maupun lingkungan sekitar. Sementara UNUSA Water merupakan sistem penyaring air berbasis teknologi filtrasi, adsorpsi, dan disinfeksi bakteri menggunakan sinar UV, yang mampu mengolah air dari selokan, sungai, rawa, hingga sumur menjadi air layak pakai. Kedua inovasi ini menjadi contoh konkret kolaborasi antara riset, teknologi, dan kebutuhan masyarakat dalam mendukung pembangunan berkelanjutan.

Menteri Ekraf mengatakan pentingnya pemetaan subsektor ekonomi kreatif berbasis fungsinya baik terhadap lingkungan, kesehatan, maupun kebutuhan masyarakat untuk memperjelas dampak dan pengembangannya. Menteri Ekraf juga menyoroti pentingnya kolaborasi melalui pendekatan hexahelix yang melibatkan enam unsur: pemerintah, pelaku usaha, akademisi, komunitas, media, dan lembaga keuangan.

“Pelaku kreatif sering kali tidak memiliki aset fisik, tapi punya modal ide dan karya. Maka, lembaga keuangan harus mulai melihat nilai dari kreativitas. Inilah mengapa kami bangun jejaring dengan lebih dari 160 asosiasi kreatif dan mitra strategis lintas sektor untuk mendorong pembiayaan, promosi, hingga komersialisasi produk inovatif,” tegas Menteri Ekraf.

Menteri Ekraf juga menyampaikan bahwa Presiden RI Prabowo Subianto telah menempatkan ekonomi kreatif sebagai bagian penting dalam pembangunan nasional.

“Ekonomi kreatif bukan sekadar lapangan kerja, tetapi lapangan kerja berkualitas dengan nilai tambah tinggi. Kampus seperti UNUSA punya peran penting untuk melahirkan inovasi yang berdaya saing. Kita harus akselerasi karya-karya yang sudah siap, dorong perlindungan kekayaan intelektual, serta perluas akses ke pasar nasional dan global,” tambah Menteri Ekraf.

Rektor UNUSA, Achmad Jazidie, menyambut baik kunjungan Menteri Ekraf dan menyampaikan apresiasinya atas perhatian pemerintah terhadap karya akademik.

“Selain teknologi insinerator dan penjernih air, kami juga menampilkan berbagai hasil inovasi dari dosen dan mahasiswa. Kami berharap ini menjadi awal dari sinergi konkret dalam mendorong kemandirian ekonomi berbasis kreativitas dan kebutuhan masyarakat,” ujarnya.

Ketua LPPM UNUSA, Achmad Syafiuddin, menambahkan bahwa inovasi yang dihasilkan UNUSA mengutamakan prinsip berbasis sains, berbiaya rendah, dan sesuai kebutuhan lapangan.

Turut hadir dalam kunjungan ini para Wakil Rektor, Dekan, dan pejabat struktural UNUSA. Menteri Ekraf didampingi Deputi Bidang Pengembangan Strategis Ekonomi Kreatif Cecep Rukendi, serta Staf Ahli Bidang Riset, Pendidikan, dan Hubungan Kelembagaan Dian Permanasari.

Kunjungan ini menegaskan komitmen Kementerian Ekraf dalam membangun ekosistem inovasi dari daerah, agar pembangunan semakin merata dan kemerdekaan semakin nyata di seluruh Indonesia.*(sumber:ekraf.go.id)

error: