Padang, 8 Agustus 2025 – Menteri Ekonomi Kreatif (Menteri Ekraf) Teuku Riefky Harsya menilai potensi ekonomi kreatif di Sumatera Barat atau Padang pada khususnya cukup tinggi. Namun menurut Menteri Ekraf Teuku Riefky, kolaborasi dalam rantai nilai sangat penting demi keberlanjutan.
“Kementerian Ekraf diamanahkan oleh Presiden Prabowo untuk mendukung industri kreatif sebab potensi industri kreatif Indonesia di berbagai daerah begitu luar biasa. Kementerian Ekraf punya 17 subsektor yang terbagi dalam 4 klaster termasuk dalam bidang pengembangan strategis, kreativitas budaya dan desain, kreativitas digital dan teknologi, serta kreativitas media,” ucap Menteri Ekraf Teuku Riefky saat berdiskusi dengan 20 pegiat ekraf di coffee shop Kalinambah, Kota Padang pada Jumat, 8 Agustus 2025.
Menteri Ekraf Teuku Riefky mengajak para pegiat ekraf tersebut berkolaborasi untuk mempromosikan produk-produk unggulan sesuai subsektornya. Menteri Ekraf Teuku Riefky menegaskan rantai nilai ekonomi kreatif dan Asta Ekraf yang sudah tersusun diharapkan dapat memajukan tiap subsektor ekonomi kreatif di Padang.
“Kegiatan ekonomi kreatif punya tantangan dalam setiap rantai nilai. Misal bila ingin meningkatkan kemampuan kapabilitas tentu akses pasar harus terbuka, termasuk menjual produk secara online. Kalau para pegiat ekraf juga perlu info lebih detail untuk sertifikat kekayaan intelektual, kami bisa juga hubungkan ke institusi yang terkait,” imbuh Menteri Ekraf Teuku Riefky.
Dalam diskusi turut hadir Deputi Bidang Pengembangan Strategis Ekonomi Kreatif Cecep Rukendi yang melihat talenta-talenta ekraf di Kota Padang punya potensi keunikan yang harus dikembangkan dan mampu menginspirasi atas jalinan kolaborasi untuk masuk ke program-program yang digagas Kementerian Ekraf.
“Paling utama yang kami lihat terkait talenta ekraf untuk peningkatan kapasitas dan peningkatan kompetensi sehingga memang butuh sertifikasi atau standarisasi di dalamnya. Patut diketahui, Kementerian Ekraf sudah punya ramuan solusi dalam bentuk Asta Ekraf. Sementara terkait ekspor, Kementerian Ekraf juga sudah launching program Akselerasi Ekspor Kreasi Indonesia (ASIK) sejak bulan Mei,” ungkap Deputi Cecep.
Salah satu pegiat ekraf yang hadir, Danil Saputra, yang fokus pada subsektor fotografi mengatakan bahwa kegiatan kolaborasi terkait fotografi di Padang sudah sering dilakukan. Hanya saja para fotografer butuh modal penting seperti sertifikasi sebagai bentuk validasi profesinya.
“Kami memang sering melakukan kegiatan fotografi atau bikin event untuk acara dan komunitas, tapi teman-teman fotografer di Padang butuh sertifikasi yang berguna untuk kegiatan komersial atau sebagai bentuk pegangan aset kreativitas dari profesi yang digeluti,” ungkap Danil.
Hal lain juga diungkap oleh Tika Prilia dari subsektor kuliner untuk produk pisang nugget frozen. Ia mendukung pertumbuhan industri kreatif di Padang harus disertai dengan edukasi yang menjangkau semua subsektor, khususnya kuliner.
“Saya punya usaha yang jalannya lambat banget. Pertama karena modal dan kedua karena edukasi. Saya ingin ada edukasi tentang teknologi pengolahan pangan dari sejenis pisang nugget ini sehingga saya bisa menemukan pelatihan atau seminar terkait ketahanan pangan produk lokal,” jelas Tika.
Dari diskusi bersama para pegiat ekraf di Kota Padang diharapkan dapat melahirkan talenta-talenta ekraf sebagai bentuk tujuan pembangunan merata, kemerdekaan yang semakin nyata. Dengan semangat kolaborasi, Kementerian Ekraf selalu siap bersinergi untuk membuka lapangan kerja berkualitas, mendorong kewirausahaan, dan menjadikan ekonomi kreatif sebagai mesin baru pertumbuhan ekonomi yang dimulai dari daerah.
Turut mendampingi Menteri Ekraf Teuku Riefky Harsya yaitu Sekretaris Kementerian Ekonomi Kreatif/Sekretaris Utama Badan Ekonomi Kreatif Dessy Ruhati beserta Staf Ahli Menteri Bidang Sistem Pemasaran dan Infrastruktur Septriana Tangkary. Hadir pula anggota DPR RI dari Sumatera Barat Mulyadi, Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kota Padang Raju Minropa, dan Stafsus ICCN Satria Haris.*(sumber:ekraf.go.id)