logo

Wow…., Membatik Sendiri, Dipakai Sendiri, Juga di Promosikan Sendiri

Jumat, 9 Juni 2023

MADIUN – Disaat pandemi Covid-19/2019 lalu, seorang produsen benih padi asal Desa Nglambangan, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun nekat membuka lapangan kerja yaitu usaha produksi kain batik tulis.

Diakui Retno, bermodal nekat serta cintanya terhadap batik dan seni desainer yang dimilikinya itu. Ia pun optimis ditengah pandemi Covid-19, usahanya mampu bertahan dengan modal berbagai trik atau strategi untuk mempromosikan batik tulis hasil karyanya.

Wanita alumni fakultas hukum ini, terus bertahan sebagai produsen benih padi juga sebagai ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) desa setempat, kini merambah ke usaha batik tulis. Pandemi Covid-19 kini sudah berlalu, aamiin.

“Batik Padi Menguning” dari waktu ke waktu penjualan hasil produksinya pun, terus berkembang. Kini, Retno yang merupakan owner “Batik Padi Menguning” telah mempekerjakan 6 orang tetangganya.

Ia mengambarkan perjuangan untuk bertahan di saat pendemi Covid-19. Retno yang merupakan cinta batik, mengakui usaha yang dirintisnya itu adalah sesuai hobiya sebagai desainer. Berbekal itu, lalu ikut latihan membantik kepada seseorang dengan waktu yang singkat, maka niat membuka usaha batik tulis pun terwujud.

“Kebetulan saya mandiri. Saya juga aslinya juga photo shoot (sesi pemotretan dari jarak jauh), menggelar event di luar kota yaitu fashion show batik. Terus kebetulan ada respon dari Ketua TP-PKK Kabupaten Madiun Ibu Penta Lianawati, ternyata tahu kalau disini ada pembatik,” tuturnya, Kamis 08 Juni 2023.

Menurut dia, meski saat pandemi Covid-19’ usaha batik tulis yang baru dirintisnya antara tiga bulanan itu tersendat atau sulit berkembang? Ia tetap membatik bahkan hasil karyanya dipakai sendiri, lalu dipromosikan.

“Alhamdulillah… Ternyata batik tulis hasil produksi kami digemari, disenengi masyarakat, baik dalam maupun luar daerah,” katanya.

Ia pun menguraikan terkait batik tulis saat itu, motifnya standart bahkan biasa-biasa saja. Bahkan desainnya pun, juga tidak kayak milenial? Berbagai motif batik pun terus dicoba dengan harapan bagaimana supaya batik tulis hasil karyanya itu, bisa diterima oleh semua kalangan.

“Jadi tidak ke semua orang tua saja, tapi kita juga turut melestarikan budaya bangsa. Kayak batik kita, jangan sampai hilang dari kehidupan masyarakat. Jadi, batik tetap lestari dan hadir disetiap saat,” jelasnya.*(al/pressphoto.id)

error: