Jakarta, 18 Juli 2025 — Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamen Ekraf) Irene Umar menghadiri Kongres Nasional I GEKRAFS (Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional). Wamen Ekraf Irene menekankan pentingnya ekraf atau ekonomi kreatif sebagai fondasi baru bagi arah pembangunan nasional.
“Ekraf adalah the new engine of growth bagi Indonesia. Kita butuh semua anggota GEKRAFS layaknya satu rumah besar, seperti creative house yang hadir di seluruh dunia. Budaya adalah sumber kekayaan terbesar Indonesia dan ekraf adalah caranya agar budaya kita bersinar, bukan hanya di dalam negeri tapi untuk dunia,” ujar Wamen Ekraf Irene dalam acara yang digelar di Dome Senayan Park, Jakarta pada Sabtu, 18 Juli 2025.
Wamen Ekraf Irene turut mengobarkan semangat kolaborasi dalam Kongres Nasional I GEKRAFS sebuah kekuatan strategis bangsa yang menyatukan budaya, inovasi, dan ekonomi secara berkelanjutan serta harus dikawal bersama oleh seluruh elemen bangsa.
Kongres ini menjadi bagian dari rangkaian menuju peringatan Hari Ekonomi Kreatif Nasional setiap 24 Oktober sebagai sebuah capaian penting yang menjadikan Indonesia sebagai negara pertama di dunia dengan hari nasional khusus untuk ekraf.
“Hari Ekraf bukan seremoni. Ini adalah simbol pengakuan dan strategi untuk menjadikan kreativitas sebagai wajah baru ekonomi Indonesia,” lanjut Wamen Ekraf Irene.
Ketua Umum GEKRAFS Wendra Lukistian menegaskan pentingnya menjaga marwah pegiat kreatif agar tidak lagi dipandang sebelah mata.
Ia juga menambahkan bahwa generasi muda merupakan potensi utama ekraf Indonesia yang harus terus dikembangkan secara berkelanjutan serta menyoroti pentingnya literasi, peningkatan ekosistem ekraf, serta kebijakan yang membumi terutama bagi pegiat ekraf di luar kota-kota besar.
“Kita masih mengalami defisit apresiasi terhadap pegiat ekraf dan karya-karyanya. Selama mereka diberi ruang, mereka akan berdaya dengan caranya sendiri. Inilah alasan kenapa GEKRAFS hadir,” ucap Wendra.
Sedangkan Menteri Kebudayaan Fadli Zon menambahkan bahwa kebudayaan dan ekonomi kreatif adalah satu ekosistem yang tidak bisa dipisahkan.
“Kreativitas kita tak terbatas. Indonesia bisa menjadi ibu kota kebudayaan dunia. Ekraf dan budaya harus berjalan beriringan sebagai soft power bangsa yang mampu membuka mata dunia akan kekayaan Indonesia,” kata Fadli Zon.
Sedangkan Menteri BUMN Erick Thohir dalam kesempatan yang sama turut menyatakan bahwa ekonomi kreatif dan digital adalah pilar penting dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 7–8 persen di masa depan. Ia menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor agar potensi ini bisa dikembangkan secara maksimal dan merata.
Kongres ini sekaligus menegaskan bahwa gerakan ekraf bukan hanya urusan komunitas akar rumput, tapi bagian dari strategi pembangunan berkelanjutan yang saling terhubung antara budaya, teknologi, UMKM, hingga diplomasi bangsa melalui nation branding.
Turut hadir dalam kesempatan ini antara lain Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Kreatif Yovie Widianto, Utusan Khusus Presiden Bidang UMKM Ahmad Ridha Sabana, Wakil Ketua MPR RI Muhammad Akbar Supratman, dan Anggota DPR RI Rocky Candra.*(sumber:ekraf.go.id)