MADIUN – Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah (IPW) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Madiun menyelenggarakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) di ruang pertemuan i-club Madiun, Senin 12 Desember 2022 lalu.
Hadir dalam kegiatan itu yakni sejumlah orang dari mitra insfrastruktur diantaranya Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kab. Madiun, Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kab. Madiun, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kab. Madiun, Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kab. Madiun, Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kab. Madiun dan peserta lainnya.
Kegiatan FGD yang mengusung tema “Penyusunan Dokumen Isu-Isu Strategis Pembangunan Daerah di Kabupaten Madiun” itu, dikandung maksud untuk menggali permasalahan-permasalahan saat ini. Selain itu, juga mengantisipasi permasalahan-permasalahan yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Demikian disampaikan oleh Kepala Bidang IPW Bappeda Kab. Madiun’ Dedi Suryadi saat mewakili Kepala Bappeda Kab. Madiun’ Kurnia Aminulloh, Kamis 15 Desember 2022.
Terutamanya, lanjut dia, berkaitan dengan rencana pembangunan perkotaan Caruban Raya. Selain itu, juga terkait dengan antisipasi tentang penggunaan sistem teknologi digital dan sebagainya. Sedangkan potensi lainnya yaitu terkait dengan pemanfaatan leatting urban. Tiga pokok itulah kedepannya nanti akan dikaitkan dengan pemukiman, kawasan industri dan pelayanan-pelayanan dan sebagainya. Hal itu merupakan lingkup besarnya.
Untuk itu kedepannya, kita mengharapkan bahwa kawasan perkotaan Caruban Raya ini, adalah sebagai pusat kegiatan lokal yakni sesuai didalam Rencana Tata Ruang Wilayah atau RTRW. Sehingga pusat kegiatan lokal ini, sifatnya hanya untuk melayani yang skupnya kabupaten. Kemudian juga melayani antar kecamatan.
“Apalagi sekarang RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) sudah mau selesai. RPJP (Rencana Pembangunan Jangka Panjang) juga sudah mau selesai di tahun 2025 nanti, tentunya juga harus disiapkan dari sekarang,” katanya.
Dedi Suryadi mengungkapkan perkotaan Caruban Raya yang meliputi Kec. Mejayan, sebagian Kec, Pilangkenceng, sebagian Kec. Wonoasri dan sebagian Kecamatan Balerejo’ kedepannya menjadi kawasan perkotaan Caruban yang levelnya itu sudah menjadi PKW (Pusat Kegiatan Wilayah). Namun jika sudah masuk PKW, maka layanannya itu sudah antar kabupaten bahkan tidak bisa lingkupnya provinsi. Contohnya saat ini yang sudah ada itu, adalah wilayah Kota Madiun.
Karena itulah, pertama targetnya adalah kita ingin mengembalikan “Kejayaan Caruban Tempo Dulu”. Kedua adalah bagaimanapun juga bahwa teknologi digital itu akan menjadi sebuah kebutuhan didalam mendukung layanan kepada masyarakat. Untuk itulah, kita persiapkan utamanya di wilayah perkotaan tersebut.
Lalu yang ketiga adalah kegiatan masyarakat, tentu aktivitasnya juga harus ditingkatkan. Artinya tidak hanya siang saja, tetapi ditingkatkan ‘mungkin malam harinya menambah aktivitas. Misalkan sekarang aktivitas diluar biasanya sampai pukul 19.00 WIB, kita tingkatkan mungkin sampai pukul 22.00 ataupun 22.30 WIB.
Aktivitas itu, tentunya bisa jadi potensi. Karena aktivitas tersebut, selain jadi potensi ekonomi juga wisata. Pemanfaatan IT (Teknologi Informasi) dengan perencanaan yang lebih matang diawal (menyediakan pondasi awal), tentunya ini akan sangat menunjang. Seperti itulah secara ruang lingkupnya. Lainnya adalah kita juga menginginkan ketika Caruban Raya berkembang? Harapannya adalah tata transportasi, rekayasa jalan, penataan perkotaan, tentunya harus saling menunjang.
“Jangan sampai seperti gini, mungkin wilayah luar kota yang saat ini sudah berkembang? Kota ini, sudah berkembang disisi jasa dan ekonominya. Kota tersebut, yang tadinya meningkat tajam ‘kemudian akhirnya stagnan (bisnis/usaha tidak mengalami perkembangan) dan cenderung menurun. Karena apa? Penyebabnya adalah dari kemacetan. Nah inilah yang kita antisipasi dari sekarang,” jelasnya.
Menurutnya kemacetan itu yang harus kita memenej. Kemudian direncanakan dari awal, misalnya dengan memastikan jalur-jalur ruas jalan dalam kota. Sehingga luar kota, mungkin bisa diberlakukan satu jalur. Kedepan untuk sirkulasi seperti itu, juga bisa mempengarui perekonomian. Apalagi kawasan ini kaitannya dengan kebutuhan layanan dasar seperti kesehatan, pendidikan dan sebagainya.
Maka dari itulah kedepan, tentunya kita juga melihat bahwa Kabupaten Madiun ini nantinya akan bergerak lebih cepet. Namun kalau kita tidak segera mengansitipasi dari sekarang, itu akan menjadi persoalan. “Jadi, kita mendambakan kemajuan Kabupaten Madiun. Tetapi kemajuannya itu sendiri, justru melahirkan problem baru. Nah inilah yang harus diantisipasi sekarang,” urainya.
Untuk mendukung program skala prioritas, kata Dedi, maka pihaknya akan memulai berkaitan dengan tata transportasi. Terkait itu, tata transportasinya bagaimana? Sehingga titik untuk wilayah perkotaan Caruban, kedepannya harus dipersiapkan. Termasuk saat ini, kita juga sedang menata jalan, pembangunan trotoar dan sebagainya. Tentu yang diharapkan nanti adalah seperti Jalan Sudirman, yang Jalan Nasional itu melintasi kawasan perkotaan.
Karena itu, harus dialihkan statusnya. Bahkan bisa dialihkan statusnya menjadi jalan kabupaten. Namun demikian harus kita pikirkan bersama, penggantinya dimana? Karena bagaimanapun Jalan Nasional itu, tidak boleh putus. Solusinya adalah, mungkin kita bisa membangun jalur ring road utara ataupun selatan. Sehingga ‘kendaraan-kendaraan besar itu, tidak boleh masuk kota. Itulah dari sisi transportasi, penunjangnya seperti itu.
“Bisa diilustrasikan bahwa orang-orang yang menjalankan aktivitasnya dalam ruangan itu pada siang hari, karena berkerja. Tetapi mereka beraktivitas untuk mengembalikan refleksinya atau mungkin hilinglah. Kalau sekarang istilahanya malam hari. Sehingga pada malam hari inilah yang menjadi potensi perkotaan,” ungkapnya.
Ia menambahkan dengan memanfaatkan teknologi digital yang ada, otomatis ekonomi kreatif Kabupaten Madiun akan lebih cepat berkembang tingkat pasar. Karena bagaimanapun prodak-prodak yang kita hasilkan adalah dari UMKM, para pelaku seni dan budaya. Untuk itu jika tidak ditunjang dengan teknologi digital, maka akan ketinggalan ‘ibaratnya ditindas oleh pihak lain lebih siap.
Saat ini, kita sedang menggali ruang lingkupnya serta gambaran-gambaran diawal. Selain itu, kita juga melihat persoalan perkotaan di kota lain. Tentu dengan demikian, kami juga menyusun dokumen isu-isu trategis untuk pembangunan daerah di Kabupaten Madiun. Diharapkan nanti dikawasan itu muncul yakni semacam panduan arahan terkait dengan program kegiatan yang sifatnya indikatif.
“Program indikatif ini, nantinya lebih luas. Kedepan misalnya dibutuhkan adanya kajian penataan perkotaan, mungkin juga fisiknya apa yang harus dipersiapkan. Nah ini nanti yang akan menjadi masukkan didalam penyusunan RPJMD maupun RPJP,” tandasnya.*ly/pressphoto.id
Keterangan Foto : Terlihat sejumlah peserta dari mitra infrastruktur saat menghadiri kegiatan FGD yang diselenggarakan oleh Bidang IPW Bappeda Kabupaten Madiun di ruang pertmuan i-club madiun.*