logo

Pemkab Madiun ‘Bangun Jembatan Balerejo Sebagai Penghubung Jalan Nasional-Stasiun Babadan

Kamis, 9 November 2023

MADIUN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Madiun melalui Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Madiun saat ini tengah melakukan proses penggantian jembatan di wilayah Kecamatan Balerejo XII, Kabupaten Madiun, Jawa Timur.

Sumber data Bidang Bina Marga menerangkan pekerjaan proyek jembatan penghubung antara jalur desa dengan jalan nasional atau Jalan Raya Madiun-Surabaya, kini masih dalam proses pengerjaan pihak rekanan. Jembatan Balerejo XII mulai dikerjakan sejak tanggal 02 Agustus 2023 hingga ditargetkan selesai proyek 29 November 2023 nanti atau masa kontrak 120 hari kalender.

Proyek pembangunan jembatan Balerejo XII dengan panjang 5 meter dan lebar 9,6 meter yang menghubungkan ke/dari jalur desa dan jalan nasional Jalan Raya Madiun-Surabaya itu, telah dianggarkan sebesar Rp1,2 milyar lebih. Sedangkan sumber dananya dari Pendapatan Bagi Hasil (PBH) pajak rokok-penegakan disiplin tahun anggaran (TA) 2023.

Untuk data proyek yakni pekerjaan struktur jembatan telah menggunakan double u box uk 500 cm x 200 cm dengan beban gandar 20 ton. Selain itu juga pekerjaan bangunan pendukung pasang batu, pekerjaan perkerasan kaku beton rigid, dan pekerjaan pelengkap jembatan lainnya.

Kepala DPUPR Kabupaten Madiun, Gunawi saat dihubungi melalui Kepala Bidang Bina Marga DPUPR Kabupaten Madiun, Anang Tri Cahyono menguraikan terkait sumber pendanaan untuk proyek infrastruktur jembatan yang pembangunannya masih berlangsung adalah murni dari APBD Kabupaten Madiun TA 2023.

Sedangkan PBH pajak rokok, mandatory atau yang lain? Itu hanya sumber-sumber pendanaan saja. Seperti proyek jembatan Balerejo IX dan XII, itu juga mengunakan sumber dana PBH pajak rokok. Selain itu ada sumber dana yang mungkin dari DAU (dana alokasi umum), PBH pajak kendaraan, maupun PBH pajak migas. “Itu hanyalah sumber pendanaan saja,” katanya, Kamis 09 November 2023.

Di wilayah Kabupaten Madiun ada berapa proyek infrastruktur yang penyelesaian pembangunannya dalam tahun 2023?

Anang Tri Cahyono mengungkapkan secara rinci, mungkin jumlahnya puluhan proyek infrastruktur yang saat ini pembangunannya masih tahap penyelesaian pekerjaan. Namun khusus proyek infrastruktur jembatan? DPUPR Kabupaten Madiun melalui Bidang Bina Marga melakukan rehab, penggantian, maupun pembangunan baru.

“Untuk TA 2023 terdapat 4 unit proyek infrastruktur jembatan yaitu jembatan Balerejo IX, Balerejo XII, pelebaran jembatan di Desa Sendangrejo-Kecamatan Madiun, dan pengganti jembatan di Desa Candimulyo-Kecamatan Dolopo,” terangnya.

Meskipun masyarakat mengetahui bahwa infrastruktur jembatan adalah multi fungsi. Menurut pandangan pak Anang (akrab disapa), selaku Kepala Bidang Bina Marga DPUPR Kabupaten Madiun. Sejauh mana pentingnya jembatan untuk masyarakat?

Terkait jembatan. Lanjut Anang Tri Cahyono bahwa di Kabupaten Madiun sendiri terdapat sekitar 300 lebih jembatan yang kita miliki, bahkan terinventarisir sesuai SK Bupati Madiun. Lalu dari jumlah 300 san jembatan itu, kita lakukan identifikasi manajemen terkait kondisi. Apakah dalam kondisi baik, kondisi sedang ataupun kondisi yang sudah dikatakan rusak?

Selain itu ada jembatan-jembatan yang secara fungsi, mungkin kurang memadai. Untuk itulah, DPUPR Kabupaten Madiun melakukan penanganan yakni berdasarkan skala prioritas. Mungkin seperti kondisi jembatan Balerejo XII. Mengingat jembatan Balerejo XII ini, adalah jembatan yang sudah cukup lama fungsinya.

Bahkan secara teknis, konstruksi, posisi jembatan itu juga kurang memadai. Mungkin di era dulu, jembatan ini masih memadai. Tapi di era sekarang yakni dimana ruas jalan wilayah Balerejo-Dimong khususnya kendaraan yang melintasi jembatan Balerejo XII itu merupakan jalur yang cukup ramai, padat, dan sangat trategis.

Selain itu, posisi jembatannya sendiri terlalu sempit. Tentu secara alinyemen (perpotongan antara bidang vertikal dengan sumbu jalan) jembatan itu, juga kurang memadai. Sehingga secara prioritas, itu perlu mendapatkan penanganan. Untuk itu, kita prioritas ditangani.

“Disitu, kita lebarkan posisi jembatannya. Jembatan yang sebelumnya terlalu mepet dengan jalan nasional, kita geser agak masuk ke dalam. Kita tata tikungannya. Er-eprnya kita tata sedemikian rupa. Ketika masyarakat mau melintasi jembatan itu, sehingga akan memudahkan mereka. Bahkan tidak membahayakan mereka,” ujarnya.

Menurutnya dulu dilokasi jembatan Balerejo XII ini, banyak laporan ataupun pengaduan dari masyarakat? Artinya kalau jembatan dengan posisinya seperti itu, dimungkinkan sering terjadi kecelakaan lalulintas atau lakalantas. Karena itulah, kita lakukan perubahan dengan cara pelebaran dan penggeseran posisi jembatan. Selain itu, kita rubah posisi tikungannya.

“Perubahan posisi jembatan Balerejo XII yang baru ini, diharapkan bisa meminimalisir kejadian-kejadian lakalantas di kawasan itu,” ungkap Anang, lagi.

Jembatan Balerejo XII ini, menghubungkan berapa desa pak Anang?

Posisi jembatan Balerejo XII ini yang jelas adalah untuk menghubungkan jalan nasional antara Caruban-Madiun dengan ruas jalan kabupaten yakni Dimong batas kota. Karena posisi jembatan Balerejo XII merupakan kawasan strategis, sehingga perlu kita prioritaskan.

“Karena ini salah satu kawasan strategis. Dimana, disitu ada stasiun kereta api (KA)/Stasiun Babadan. Jadi, itu merupakan akses dari jalan nasional yaitu Jalan Raya Madiun-Surabaya menuju Stasiun Babadan,” tandasnya.

Ia kembali memaparkan secara kebetulan jalur itu juga melintasi 4 desa yakni Desa Balerejo sendiri, lalu ada Desa Kebon Agung, Desa Tulungrejo, dan Desa Dimong. Tapi, itu sebenarnya penghubung akses jalan nasional menuju ke kawasan stasiun KA yaitu Stasiun Babadan.

“Maksud dan tujuan adanya infrastruktur jembatan Balerejo IX dan XII, ya seperti itu. Sehingga penghubung jalur ini, dapat meningkatkan perekonomian masyarakat maupun sektor investasi di Kabupaten Madiun khususnya di kawasan tersebut,” urainya.

Sekedar tambahan, seperti apa himbauan terhadap masyarakat khususnya pengguna jalan hingga melintasi jembatan Balerejo IX dan XII. Saat ini kan banyak kendaraan angkutan barang yang tonasenya berat. Ditambah adanya kendaraan atau mesin/alat pemotong padi saat panen raya di sawah. Lalu, bagaimana cara menyikapi kendaraan-kendaraan tersebut?

Tentunya kendaraan-kendaraan yang melintas melalui jembatan Balerejo IX dan XII, seperti mesin/alat pemotong padi, alat untuk produksi pertanian ataupun angkut? Ini adalah sesuatu yang harus kita sikapi bersama. Artinya masyarakat juga membutuhkan, sehingga kita melihatnya sesuai kebutuhan. Karena itu merupakan sentra tanaman padi, tentunya kita akan berfikir kedepan yakni bagaimana jalan ini juga bisa ditingkatkan kapasitasnya.

Ditingkatkan kapasitasnya, supaya kendaraan-kendaraan yang memang dibutuhkan masyarakat dalam rangka mengangkut hasil-hasil pertanian ini bisa masuk ke kawasan itu dengan tidak merusak konstruksi jalan. Nanti tentunya, kita akan berfikir kearah itu. Karena yang perlu kita tingkatkan kapasitas jalannya.

“Ini, kita sudah nyicil jembatannya. Jembatan kita lebarkan. Kapasitas kemampuan daya dukung jembatan, juga sudah kita maksimalkan. Jadi ketika kendaraan-kendaran masuk ke situ? Itu jembatan mampu untuk mendukung mobilitas kendaraan-kendaraan berat,” tegasnya.*(Adv/al-pressphoto.id)

Keterangan Foto : Terlihat jalur ataupun proyek infrastruktur jembatan Balerejo XII yang menghubungkan antara jalan nasional dengan empat desa hingga ke stasiun KA yakni Stasiun Babadan

error: