logo

Menyingkap ‘Limbah Berharga’ di Perbukitan Tandus TPA Winongo

Rabu, 24 Juli 2024

MADIUN – Setiap hari, pihak Pemerintah Kota (Pemkot) Madiun menerjunkan belasan truk berisi berbagai jenis sampah untuk di tampung di TPA (tempat pembuangan akhir) yang berada di sebelah barat flyover ring road, Kel. Winongo, Kota Madiun.

Bahkan hingga ini, TPA Winongo berubah menjadi perbukitan hasil uraian sisa-sisa berbagai jenis sampah yang dipungut oleh sejumlah orang yang merupakan kelompok pemulung TPA tersebut.

Mereka (para pemulung) ini, ternyata sudah sekian tahun lamanya bergelut di atas tumpukan sampah yang menggunung itu. Mereka terus berdiri, melangkah secara perlahan, bahkan menunduk berjam-jam sembari mengurai-urai tumpukan sampah dengan alat ‘pancong’ terbuat dari besi.

Tentu mereka juga berharap, bahwa usahanya dapat membuahkan hasil yaitu menemukan limbah atau barang-barang berharga yang dapat di jual untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya.

Untuk itu, mereka rela menahan bau tak sedap hingga panasnya terik matahari yang menyengat tubuh. Belum lagi menanggung risiko lain seperti terkena beling atau pecahan kaca, maupun paku-paku yang tak di ketahui masih menancap pada kayu, bambu dan sebagainya.

Mereka sejak pagi hingga siang hari, bahkan menjelang petang’ semua telah dilakukan, karena demi mendapatkan limbah atau barang-barang yang bisa di jual kepada sang pengepul barang bekas.

Terlihat sisa-sisa sampah itu, kini membentuk bagaikan perbukitan yang tandus. Meski TPA itu terbentang luas, namun sisa-sisa uraian maupun sampah baru terus ‘menyelimuti’ perbukitan ini hingga meninggi.

Sehingga di TPA ini yang terlihat hanyalah alat berat seperti excavator, dan bangunan kecil untuk istirahat sejenak bagi para pemulung itu. Sementara pemulung lainnya, masih sibuk mencari barang-barang bekas yang punya nilai jual.

Pelestarian Lingkungan Hidup di TPS Winongo

Meski di sekeling atau di beberapa titik lokasi TPA Winongo, juga terdapat tanaman produktif maupun pohon-pohon rindang. Namun Pemkot Madiun, terus berupaya untuk melestarikan kawasan hingga membentuk sebuah ruang terbuka hijau (RTH) di TPA itu.

Terbukti saat itu’ pada hari Rabu 24 Juli 2024 sekitar pukul 8.00 WIB, Pemkot Madiun melalui dinas terkait telah menyelenggarakan kegiatan penanaman bibit pohon produktif di RTH atau area pintu keluar masuk TPA tersebut.

Meski ada kegiatan penghijauan di RTH TPA Winongo, mereka (para pemulung) ini tetap beraktivitas seperti biasanya yaitu mencari-cari barang berharga yang masih ada dan berserakan di atas perbukitan sampah itu.

Bersamaan itu pula, penjabat (Pj) Wali Kota Madiun Eddy Supriyanto secara simbolis berkenan melakukan penanaman bibit pohon produktif di RTH yang berada di pintu keluar masuk TPA Winongo. Mengingat kegiatan itu, adalah merupakan aksi mitigasi perubahan iklim di TPA Winongo.

Tujuan tak lain yakni untuk penghijauan kawasan TPA juga sekaligus mengajak seluruh masyarakat berperan aktif serta ikut penjaga bumi dengan melakukan penanaman bibit pohon di lingkungan masing-masing.

“Tentunya ini adalah untuk mengurangi dampak perubahan iklim akibat gas dan rumah kaca,” ujar Agus Tri Cahyanto, yang merupakan ketua panitia penyelenggara penghijauan RTH kawasan TPA Winongo disela laporan dalam kegiatan tersebut.

Perlunya Kita ‘Sedekah Oksigen’ dari Sebuah Pohon

Disela itu, Pj. Wali Kota Madiun Eddy Supriyanto menerangkan bahwa untuk menjaga dan melestarikan lingkungan hidup khususnya di Kota Madiun dan sekitarnya, tentunya ini menjadi tugas kita bersama.

“Karena kalau hanya mengandalkan pemerintah daerah (Pemda) Kota Madiun saja, kiranya ‘mungkin tidak mampu’. Untuk itulah, kita butuh kerja sama dan kesadaran semua pihak,” jelasnya.

Sebab, kata dia, dari tahun ke tahun bahwa lahan kita khususnya di wilayah Kota Madiun, semuanya habis untuk rumah, bangunan gedung maupun kantor-kantor. Terutama di perkampungan atau kelurahan-kelurahan itu, juga sudah padet teruma di daerah Winongo.

Melihat kondisi daerah dengan bangunan sudah mepet-mepet, dan sebagainya. Dampaknya memang adem, tapi itu juga adem-ademnya dari bangunan yang ada. Sehingga, ini mungkin perlunya kita untuk bersama-sama ‘sedekah oksigen’.

Mengingat oksigen kita ini, semakin lama juga semakin tipis. Kondisi itu, juga sebabkan banyaknya rumah kaca dan sebagainya. Sehingga hal itu, tentunya sesuai yang pernah disampaikan oleh Presiden RI Joko Widodo yakni kita untuk terus menjaga alam ini.

Terutama di pulau jawa, juga termasuk di wilayah Kota Madiun ini. Mungkin jika dilihat oleh satelit, Kota Madiun hijaunya sudah sangat-sangat berkurang. Untuk itulah, perlu adanya gerakan kita bersama yaitu menanam bibit pohon di sekitar kita.

“Saya berharap setiap rumah, ‘minimal menanam satu bibit pohon produktif. Jadi setiap satu rumah ini, tentunya dapat menghasilkan beberapa oksigen setiap harinya. Maka secara tidak langsung, semua warga kita ini ‘sedekah oksigen,” terangnya.

Ia menambahkan seperti pada saat ini, kita secara bersama-sama melaksanakan penanaman bibit pohon produktif di RTH TPA Winongo. “Insyaalloh nanti akan terasa penurunan suhu di kota kita ini,” ungkap Eddy Supriyanto.Foto: Terlihat para pemulung saat mencari limbah berharga yang ada di perbukitan tandus TPA Winongo.*(al/pressphoto.id)

error: