logo

Menteri Ekraf Tekankan Sinergi Dunia Akademik dan Ekonomi Kreatif Jadi Pilar Indonesia Emas

Senin, 4 Agustus 2025

Surabaya, 4 Agustus 2025 – Menteri Ekonomi Kreatif (Menteri Ekraf) Teuku Riefky Harsya menegaskan pentingnya pendidikan tinggi sebagai katalisator pertumbuhan ekonomi kreatif yang berbasis inovasi, budaya, dan kreativitas, khususnya di era digital yang menghadirkan peluang sekaligus tantangan baru. Menteri Ekraf Teuku Riefky turut menekankan pentingnya sinergi antara dunia akademik dan ekosistem kreatif sebagai pilar menuju Indonesia Emas 2045.

“Transformasi digital telah mempercepat pertumbuhan sektor ekonomi kreatif. Namun, keberhasilan pembangunan tidak bisa dilepaskan dari kebijakan berbasis data dan riset. Saya hadir di sini bukan sekadar memberi kuliah, tetapi ingin berdialog langsung dengan generasi muda, karena masa depan ekonomi kreatif ada di tangan mereka,” ujar Menteri Ekraf Teuku Riefky pada Senin, 4 Agustus 2025 saat menghadiri Kuliah Umum di Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya.

Dalam kuliah umum dengan tema Transformasi Digital Industri Kreatif: Potensi dan Tantangan bagi Indonesia itu, Menteri Ekraf Teuku Riefky menyoroti potensi besar subsektor game digital. Indonesia saat ini tercatat sebagai pasar gim terbesar di Asia Tenggara dengan lebih dari 150 juta pemain aktif.

Data dari Statista dan Yuzu menunjukkan bahwa industri gim Indonesia menempati peringkat ke-16 dunia dengan pendapatan lebih dari 1,4 miliar dolar AS per tahun dan pertumbuhan tahunan antara 8 hingga 10 persen. Hal ini menjadi bukti nyata bahwa sektor ini dapat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi yang merata dan berkelanjutan.

“Kampus adalah tempat lahirnya ide segar, eksperimen sosial, dan solusi teknologi. Tapi potensi itu harus dikoneksikan langsung dengan kebutuhan masyarakat dan dunia usaha,” ucap Menteri Ekraf Teuku Riefky.

Wakil Rektor Bidang Sumber Daya UNAIR Ardianto menyambut baik kuliah umum ini sebagai penguat kolaborasi antara perguruan tinggi dan pemerintah. Direktur Sekolah Pascasarjana UNAIR Badri Munir Sukoco juga menyampaikan bahwa kontribusi ekonomi kreatif Indonesia saat ini baru sekitar 6,54 persen terhadap PDB, namun menyerap hampir 24 juta tenaga kerja.

“Transformasi digital membuka peluang tak terbatas sekaligus tantangan kompleks. Kolaborasi ini diharapkan melahirkan riset dan inovasi yang relevan dengan masa depan bangsa,” kata Ardianto yang menambahkan komitmen UNAIR menghasilkan lulusan dan riset berdampak untuk mendorong ekonomi kreatif yang tangguh dan berkelanjutan.

“Tantangannya adalah bagaimana menyetarakan kontribusi ekonomi dengan potensi ketenagakerjaan yang besar. Kehadiran Menekraf kami harap menjadi langkah awal memperkecil kesenjangan tersebut dan menguatkan arah kebijakan menuju Indonesia Emas 2045,” imbuh Badri.

Turut hadir dalam kuliah umum tersebut Wakil Direktur III Suparto Wijoyo, jajaran dosen dan alumni Sekolah Pascasarjana UNAIR, Ketua Umum BPD HIPMI Jawa Timur Ahmad Salim Assegaf, perwakilan Indonesia Creative Cities Network (ICCN), serta pimpinan lembaga penelitian dari Universitas Trunojoyo Madura.

Sedangkan Menteri Ekraf Teuku Riefky hadir bersama Deputi Bidang Pengembangan Strategis Ekonomi Kreatif Cecep Rukendi dan Staf Ahli Bidang Riset, Pendidikan, dan Hubungan Kelembagaan Dian Permanasari. Kolaborasi ini menjadi bagian dari upaya memastikan pembangunan ekonomi kreatif yang inklusif, merata, dan menjadikan kemerdekaan semakin nyata dengan transformasi digital dalam ekonomi kreatif yang dimulai dari daerah.*(sumber:ekraf.go.id)

error: