JAKARTA – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno memastikan saat ini kondisi Bali tetap aman untuk dikunjungi wisatawan seperti biasa meskipun Pj Gubernur Bali mengeluarkan Status Siaga Darurat Bencana Kekeringan, Kebakaran Hutan dan Lahan di Pulau Dewata.
Menparekraf Sandiaga Uno saat saat The Weekly Brief With Sandi Uno di Jakarta, Senin (9/10/2023), menjelaskan status siaga darurat bencana ditetapkan untuk memitigasi dan merespons kekeringan ekstrim dan bencana kebakaran hutan dan lahan sebagai dampak El Nino. Status siaga darurat bencana di Bali ini diberlakukan selama 14 hari ke depan.
“Bali masih aman, penerbangan masih normal. Status tersebut dikeluarkan sesuai kebutuhan dan untuk kepentingan peningkatan kewaspadaan,” ujar Menparekraf Sandiaga.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Tjok Bagus Pemayun menjelaskan Pj Gubernur Bali SM Mahendra Jaya telah mengeluarkan keputusan Gubernur Bali mengenai penetapan status siaga darurat bencana kekeringan, kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Bali pada Kamis (19/10).
Status siaga tersebut terhitung sejak 19 Oktober 2023 sampai dengan 1 November 2023 dan dapat diperpanjang atau dipersingkat sesuai dengan kondisi dan kebutuhan penyelenggaraan penanggulangan darurat bencana yang dalam keputusan Gubernur Bali bernomor 897/04-G/HK/2023 tersebut.
Keputusan status siaga itu diambil mengacu pada Pasal 23 PP Nomor 21 Tahun 2008 tentang penyelenggaraan penanggulangan bencana. Pada saat status siaga darurat ini ditetapkan, BPBD mempunyai kemudahan akses antara lain untuk pengerahan sumber daya manusia, peralatan, dan logistik, termasuk dalam pengadaan barang atau jasa, serta komando untuk menugaskan (memerintahkan) instansi atau lembaga terkait.
“Keadaan Bali saat ini masih terkendali, SK ini dibuat untuk antisipasi dan mempermudah penanganan bencana bila diperlukan, dalam status siaga darurat tidak ada pelarangan PPLN atau aktivitas pariwisata tetap berjalan seperti biasa. Saya mengajak semua pihak untuk meningkatkan kewaspadaan,” ujar Tjok Bagus Pemayun.*(data/photo:kemenparekraf.go.id)
Kemenparekraf Gelar Coaching Clinic KUR Sektor Parekraf di Bandung
BANDUNG – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) menggelar Coaching Clinic KUR (Kredit Usaha Rakyat) Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) pada Sabtu (21/10/2022) di Desa Wisata Alamendah, Kabupaten Bandung.
Coaching Clinic KUR merupakan program kerja sama antara Direktorat Akses Pembiayaan Kemenparekraf/Baparekraf, Poltekpar NHI Bandung, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Bank Indonesia Kanwil Jawa Barat, Otoritas Jasa Keuangan Kantor Regional Jawa Barat, dan NGO Strive Indonesia.
Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf/Baparekraf Rizki Handayani, dalam sambutannya mengatakan kegiatan ini bertujuan mempertemukan pelaku perbankan dan pelaku usaha parekraf agar dapat mengakses KUR sekaligus mendapatkan informasi tentang tata cara pengajuannya.
“Diharapkan para pelaku usaha parekraf bisa memanfaatkan program pembiayaan ini agar bisa meningkatkan jumlah produksi,” kata Rizki.
Lebih lanjut, Rizki menjelaskan berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2020, jumlah UMKM sekitar 64 juta atau 99,9 persen dari keseluruhan usaha yang beroperasi di Indonesia. Dan berkontribusi terhadap PDB sebesar 60 persen, dengan tingkat penyerapan tenaga kerja sekitar 97 persen.
“UMKM sebagai pilar utama perekonomian Indonesia dan menjadi sangat strategis dalam menggerakkan perekonomian nasional,” kata Rizki.
Direktur Akses Pembiayaan Kemenparekraf/Baparekraf, Anggara Hayun Anujuprana, mengatakan pelaku usaha kerap kesulitan dalam memperoleh permodalan dari perbankan karena adanya sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi, namun di lain sisi informasi yang diperoleh pelaku usaha tentang prosedur dan skema kredit yang ada sangat minim.
“Seperti keharusan adanya agunan hingga berbagai urusan administratif yang harus disiapkan. Oleh karena itu, KUR hadir sebagai salah satu upaya pemerintah dalam mendorong inklusi keuangan agar akses layanan perbankan dengan bunga murah dapat dijangkau oleh masyarakat menengah ke bawah” kata Hayun.
Hayun berharap kegiatan Coaching Clinic KUR ini tidak hanya berhenti pada penyelenggaran semata, tetapi dirancang sampai memiliki keberlanjutan.
Sementara itu, Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Jawa Barat, Arie Kurnia, menyampaikan komitmennya dalam menindaklanjuti program pendampingan pada pelaku parekraf di Kabupaten Bandung.
“Kami berkomitmen untuk bisa bersama-sama menindaklanjuti program pendampingan kepada para pelaku usaha, khususnya UMKM pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Kabupaten Bandung agar bisa terus maju, berkembang, dan naik kelas,” kata Arie.
Dalam kegiatan ini para peserta turut diberikan pemaparan materi terkait “Akses Pembiayaan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif” oleh Direktur Akses Pembiayaan Kemenparekraf Anggara Hayun.
Kemudian materi “Waspada Investasi dan Pinjaman Online Ilegal”, yang dipaparkan oleh Perwakilan Otoritas Jasa Keuangan, Miftah Budiman. Serta materi tentang “Literasi dan Edukasi Digitalisasi Pembayaran (QRIS)” oleh Reny, Perwakilan Bank Indonesia, Reny. Di samping penyampaian materi pada sesi pertama, pada sesi kedua dilanjutkan dengan kegiatan coaching clinic KUR oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI).
Dari hasil kegiatan Coaching Clinic KUR diperoleh hasil berupa sebanyak 17 pelaku usaha berpotensi mendapatkan fasilitas pembiayaan KUR dengan indikasi total penyaluran modal sebesar Rp1.005.000.000 (Satu MilIar Lima Juta Rupiah).*(data/photo:kemenparekraf.go.id)