logo

Menko Bidang PMK’ Muhadjir Effendy, Tanam Bibit Pohon di Kab. Madiun

Kamis, 14 Juli 2022

MADIUN – Lagi, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Republik Indonesia Muhadjir Effendy mengunjungi wilayah Kabupaten Madiun, Jawa Timur.

Namun kali ini, Menko Bidang PMK RI melakukan kunjungan kerja (Kunker) dengan agenda Penanaman Sepuluh Juta Pohon di seluruh Indonesia. Saat di Kab. Madiun, “Aksi Nyata Gerakan Nasional Revolusi Mental” juga dilakukan dengan menanam bibit pohon produktif di area gedung Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan SMP Muhammadiyah serta Kampus Universitas Sebelas Maret (UNS) di Caruban, Kec. Mejayan, Kab. Madiun.

Turut hadir dalam kegiatan peresmian gedung MI dan SMP Muhammadiyah Caruban sekaligus penanaman bibit pohon produktif yakni Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah’ Haedar Nashir beserta jajarannya. Selain itu Bupati Madiun Ahmad Dawami, Wakil Bupati Madiun Hari Wuryanto, anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan beberapa Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.

Sebelum penanaman, Menko Bidang PMK RI’ Muhadjir Effendy secara simbolis menyerahkan sejumlah bibit pohon produktif kepada Bupati Madiun Ahmad Dawami, Wakil Bupati Madiun Hari Wuryanto, Rektor UNS di Caruban Jamal Wiwoho serta sejumlah perwakilan kampus lain yang ada di Madiun.

Dalam kesempatan itu, Menko Bidang PMK RI’ Muhadjir Effendy menyampaikan bahwa kegiatan penghijauan ini’ merupakan bagian dari gerakan revolusi mental menanam. Menanam kebaikan, juga termasuk menanam bibit-bibit pohon itu. “Kita hindari mental suka menebang’. Ini, tentu akan kita lakukan secara nasioanal. Alhamdulillah sudah mendapatkan restu atau ijin dari Bapak Presiden RI Joko Widodo,” ujarnya seusai menanam bibit pohon produktif di area Kampus UNS di Caruban, Kamis 14 Juli 2022.

Bahkan nantinya bagi mahasiswa baru, lanjut Menteri Bidang PMK RI, wajib membawa bibit pohon. Bahkan ia sudah menyampaikan langsung kepada para rektor di seluruh Indonesia yakni telah mewajibkan mahasiswa baru untuk membawa bibit-bibit tanaman yang produktif.

Bibit-bibit pohon itu, kemudian ditanam. Tetapi bibit-bibit ini, tidak sekedar di tanam di sembarang tempat. Bibit pohon itu, harus betul-betul di tanam di tempat yang fungsional. Artinya, itu dalam rangka untuk mencegah terjadinya bencana-bencana yang berhubungan dengan masalah tanaman. Misalnya hutan gundul, kemudian terjadi tanah longsor, erosi dan seterusnya.

Tentunya ini penting yakni sebagai follow up (menindaklanjuti) dari pertemuan internasional yaitu GPDRR atau Global Platform for Disaster Risk Reduction (Platform Global untuk Pengurangan Risiko Bencana) yang berlangsung pada tanggal 23 sampai 28 Mei 2022 lalu. “Sehingga, kita merisaukan secara dunia sangat prihatin atas terjadinya pemanasan global,” ungkapnya.

Menurutnya pemanasan global itu, antara lain disebabkan oleh banyaknya tanaman yang di tebang. Bahkan terjadinya deforestasi (penggundulan hutan) dan kebakaran hutan. Disamping itu, juga disebabkan berbagai macem gas buang yang dihasilkan kendaraan maupun pabrik dan seterusnya. Karena itulah ‘gerakan menanam sepuluh juta pohon’ adalah langkah strategis sebagai upaya kita untuk menahan atau menghambat terjadinya global warming (pemanasan global). Pemanasan global adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut dan daratan bumi.

“Untuk itu, gerakan menanam bibit pohon juga bagian dari edukasi. Nanti kalau mahasiswa baru sudah masuk kampus, tentu akan diminta untuk membawa bibit pohon. Kemudian nanti di tanam rame-rame di tempat yang sudah diputuskan secara terencana dengan baik. Hal ini, merupakan dari edukasi,” jelasnya.

Ditempat yang sama Rektor UNS di Caruban’ Jamal Wiwoho menyakinkan bahwa dirinya bersama para rektor yang lain telah menyepakati tentang himbauan Menko Bidang PMK RI Muhadjir Effendy. Yaitu agar mahasiswa baru yang nanti akan diterima sekitar tanggal 12 atau 13 Agustus 2022, kita wajibkan untuk membawa bibit pohon. “Bibit-bibit pohon itu’ digunakan untuk melestarikan hutan ataupun mencegah erosi ataupun kebakaran dan sebagainya,” katanya.

Ia berharap para mahasiswa baru yang mulai masuk ke kampus tahun Akademik 2022-2023 ini, juga dapat memberikan sebuah edukasi kepada masyarakat yaitu pentingnya melestarikan tanaman dan kawasan hutan. Tentu budaya pemotong’ atau menembang itu, harus kita kurangi. “Jadi kedepannya ‘bagaimana kita menumbuhkan bersama-sama untuk mengedukasi agar masyarakat juga suka menanam tanaman,” tutur Jamal Wiwoho.

Menko Bidang PMK RI Muhadjir Effendy kembali menguraikan selain bibit tanaman produktif seperti durian, rambutan, mangga, nangka juga termasuk pohon-pohon endemik yang ada di Indonesia. “Jadi, masing-masing daerah itu’ sebetulnya ada pohon khas yang terancam punah. Seperti di wilayah Madiun, itu dulu ada pohon asem. Pohon itu, sekarang sudah sulit di cari. Padahal dulu, dapat dipastikan setiap desa ‘ada pohon asemnya,” paparnya.

Selain asem, imbuh Menko Bidang PMK RI, juga ada pohon sogo. Sogo itu, padahal dulu adalah bahan utama untuk batik. “Jadi pohon sogo, itu untuk pewarna batik. Pohon itu, sekarang juga sudah langka. Padahal itu, dulu adalah pohon-pohon yang menjadi ciri khas daerah Madiun,” tandasnya.*ly/pressphoto.id

Keterangan Foto : Menko Bidang PMK RI Muhadjir Effendy menyampaikan sambutan dengan dilanjutkan penyerahan hingga penanaman bibit pohon di area gedung MI dan SMP Muhammadiyah dan berlanjut di kampus UNS di Caruban.*ly/pressphoto.id

error: