MADIUN – Jelang libur natal dan tahun baru (Nataru) 2024/2025, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Madiun terus berupaya meningkatkan kunjungan wisatawan di berbagai destinasi wisata yang ada di Kabupaten Madiun.
Mengingat Kabupaten Madiun memiliki sejumlah wisata unggulan, baik alam maupun buatan yakni taman wisata ‘Madiun Umbul Square’ di Desa Glonggong, Kec. Dolopo.
Wisata ‘Waduk Sumber Bening’ di Desa/Kec. Saradan, wisata sejarah ‘Monumen Kresek’ dan taman wisata ‘Lembah Wilis’ di Desa Kresek, Kec. Wungu. Lainnya wisata alam ‘Nongko Ijo’, ‘Desa Wisata Kare’-Kec Kare, dan ‘Desa Wisata Gunungsari, Kec. Madiun.
Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga (Disparpora) Kabupaten Madiun, Anang Sulistijono dihubungi melalui Kepala Bidang Pemasaran, Dian Widayanti mengaku untuk menjual wisata yang ada ini, maka pihaknya telah bekerja sama dengan ISI (Institut Seni Indonesia) Yogyakarta.
Sistem kerjasama tersebut, yakni dengan memformat promosi destinasi wisata yang ada di Kabupaten Madiun berbasis digital. “Jadi, promosinya nanti melalui media sosial (medsos) masing-masing destinasi wisata yang ada,” katanya, Selasa 12 November 2024.
Karena tahun 2024 ini, lanjut dia, pihaknya juga telah mendapatkan program prioritas yakni ekonomi kreatif atau Ekraf. Program Ekraf ini, kedepannya diharapkan dapat menambah daya tarik destinasi wisata yang ada di Kabupaten Madiun.
Sehingga ketika destinasi wisata kita itu bisa menyajikan, dan di suport oleh Ekraf. Diharapkan para pengunjung wisata ini, bisa kembali lagi untuk mengunjungi destinasi tersebut. Karena mungkin dari sektor kuliner ataupun sektor keseniannya, dan sebagainya.
“Jadi ada hal-hal lain yang masuk pada Ekraf yang memang bisa mendukung daya jual, ataupun ketertarikan pada destinasi wisata yang ada di Kabupaten Madiun,” ujarnya.
Menurutnya terkait dengan seni bela diri dari ‘Kampung Pesilat Indonesia’ yang ada di Kabupaten Madiun, tentunya merujuk ke tahun sebelumnya. Karena, kita memang selalu mengadakan event pagelaran musik pada saat pergantian tahun.
Even itu, juga biasanya di adakan di taman-taman yang ada di Kota Caruban seperti di Taman Asti ataupun di Alun-alun Reksogati Caruban. Tentunya pada saat itulah, Disparpora Kabupaten Madiun memfasilitasi ataupun mensuport kepada ‘KMC’ (Komunitas Musik Caruban) untuk mengisi acara akhir tahun 2024.
Untuk seni lainnya yang memang lagi kita kembangkan, adalah kesenian subsektor seni pertunjukan. Terkait seni ini, kita juga sudah kerja sama dengan ISI Yogyakarta yakni untuk memformat kesenian dongkrek.
Mengingat seni dongkrek ini sudah menjadi budaya khas Kabupaten Madiun, kedepan kepinginnya bisa menjadi besar seperti layaknya kesenian reog. Memang hal itu, tentunya juga harus melalui kemasan yang berbeda dan bervariatif.
“Karena biar bisa menarik para pengunjung atau wisatawan yang datang ke destinasi wisata yang ada di Kabupaten Madiun. Sehingga perpaduan kesenian dongkrek, mampu menjadi ikon di tiap destinasi wisata yang ada di Kabupaten Madiun,” tuturnya.
Dian Widayanti mengungkapkan untuk akhir tahun 2024 ini seperti biasa, pihaknya mensuport destinasi wisata yang ada di Kabupaten Madiun yakni salah satunya melakukan gelaran event tahunan.
“Event tahunan di akhir tahun ini, dapat digelar melalui pertunjukan kesenian maupun suport lain yaitu berdasarkan proposal yang masuk kepada kami,” jelasnya.
Ia juga menguraikan Kabupaten Madiun memiliki sejumlah destinasi wisata unggulan. Diharapkan pada saat libur Nataru 2024/2025 nanti, masyarakat dalam maupun luar daerah dapat berkunjung di tempat-tempat wisata yang menjadi favoritnya.
“Karena memang menghadapi hari libur akhir tahun dan masih bersifat family wisata, maka melibatkan keluarga ya. Jadi yang favorit menjadi tujuan destinasi, tentunya ya masih sekitar Madiun Umbul Square, Monumen Kresek, dan Waduk Bening Widas,” terangnya.
Disinggung terkait surat edaran Bupati Madiun bahwa setiap destinasi wisata yang ada di Kabupaten Madiun, maka wajib menyuguhkan kesenian dongkrek?
Dian Widayanti menambahkan destinasi wisata yang ada di Kabupaten Madiun ini, mempunyai ciri khas masing-masing. Seperti misalnya desa wisata di Desa Gunungsari, Kec. Madiun, itu tanpa pertunjukan kesenian dongkrek pun?
“Mereka, juga ada semacam seni karawitan. Bahkan menyajikan budaya. Jadi, ya tergantung pada destinasi masing-masing yang ada di Kabupaten Madiun,” tandasnya. Foto: Kepala Bidang Pemasaran Disparpora Kabupaten Madiun, Dian Widayanti.*(al/pressphoto.id)