Jakarta, 6 Agustus 2025 – Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) melalui program Akselerasi Kreatif (AKTIF) subsektor film berhasil membawa sineas muda tanah air menembus pasar global dengan membuka akses pasar dan distribusi pada platform streaming digital terbesar di Asia Tenggara.
Hal ini menjadi tindak lanjut hasil audiensi antara Kemenekraf bersama Emtek Grup pada Selasa, 3 Juni 2025. Program AKTIF subsektor film dihadirkan sebagai langkah konkret pemerintah dalam mendorong pertumbuhan industri film nasional.
Menteri Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya, menyatakan bahwa program ini merupakan wujud nyata kolaborasi hexahelix antara pemerintah dan industri media dalam mengakselerasi pengembangan subsektor film.
“Ekonomi kreatif tidak hanya lahir dari ide, tetapi bertumbuh dari kolaborasi. Film sebagai medium ekspresi kreatif harus dikembangkan dengan dukungan nyata dari ekosistem, termasuk media sebagai mitra strategis,” ujarnya.
Ia menambahkan, sineas lokal memiliki potensi besar untuk menjangkau pasar nasional hingga internasional.
“Banyak karya anak bangsa yang lahir dari daerah, dan layak tampil di panggung global. Melalui program ini, kami ingin membawa mereka menembus batas, memperluas jejaring, serta mengakses kanal distribusi yang lebih luas dan berdaya saing,” tambah Menteri Teuku Riefky.
Program Akselerasi Kreatif subsektor film ini digelar sepanjang Juni 2025, dengan empat pilar utama: kurasi, pelatihan, distribusi, dan promosi. Kegiatan kurasi dan pelatihan dilaksanakan bersama Indonesia Digital Media Institute (Indepark Institute), unit pendidikan milik Emtek yang menghadirkan mentor profesional dari industri media digital.
Distribusi konten dilakukan melalui platform Vidio, dengan delapan karya terpilih yang akan tayang secara eksklusif. Kemenekraf dan Emtek juga memastikan skema monetisasi berjalan transparan melalui pembukaan akun resmi kreator agar pembagian pendapatan dapat diakses secara adil. Sementara itu, promosi konten akan diperkuat oleh jaringan digital Emtek melalui unit bisnis Emtek Digital (EMD).
“Subsektor film adalah wajah budaya sekaligus tulang punggung ekonomi kreatif ke depan. Lewat program ini, kami dorong lebih banyak karya yang tak hanya ditonton, tapi juga menjadi penggerak ekonomi baru dari sektor kreatif,” ucap Teuku Riefky.
Ia menekankan pentingnya kesinambungan program agar karya-karya yang telah dibina dapat terus berkembang dan terukur. Kemenekraf berharap program ini dapat menjadi titik tolak bagi sineas muda untuk naik kelas.
Beberapa film yang hadir pada platform Vidio.com antara lain Gadis dan Penatu, Noda-Noda Seragam, hingga Wong Telu. Program ini juga membuka peluang pelatihan lanjutan dan pembinaan distribusi untuk karya berikutnya, menjadikan subsektor film sebagai lokomotif ekonomi kreatif sebagai mesin baru pertumbuhan ekonomi nasional yang dimulai dari daerah.*(sumber:ekraf.go.id)