logo

Jum’at Pagi, Menelusuri Pesona Lingkungan Asri Kantor BPKAD Kabupaten Madiun

Jumat, 19 November 2021

Keterangan Foto : Terlihat Endro Tri Widyantoro’ saat mengamati sejumlah tanaman hias/bunga dan pohon berbuah yang ditanam dilingkungan kantor BPKAD Kabupaten Madiun.

MADIUN – Jum’at pagi. Temaram sinar matahari dari timur, nampak semburat nan masih sayu menerobos celah-celah dedaunan hijau baik tanaman kecil hingga pohon berbuah yang ada dihalaman belakang dan depan kantor Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Madiun.   

Bahkan sinar matahari itu, terus merata dilahan-lahan kosong yang memang digunakan untuk parkir kendaraan. Disela-sela pagi, suara kicauan burung kecil nan nyaring itu terus berlaga diatas dahan. Bahkan terlihat burung-burung kecil itu, berloncat-loncat rendah dari ranting tanaman ke tanaman hias lainnya yang ada dilingkungan kantor BPKAD Kabupaten Madiun.

Tak hanya itu, sejumlah pekerja dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Madiun nampak membersihkan sampah dedaunan yang diterpa angin serta jatuh disekitar halaman perkantoran, baik kantor Bappeda maupun BPKAD Kabupaten Madiun. Sementara pekerja lainya, tengah merawat atau merapihkan dedaunan tanaman hias yang tumbuh nan tidak teratur agar lebih eksotik lagi.

Bersamaan itu, nampak seorang pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) yang mengenakan kostum olahraga “Kampung Pesilat” tengah berjalan sembari menatap kearah dedaunan tanam hias yang tertata rapih dihalaman kantor BPKAD Kabupaten Madiun.

Ternyata, ia adalah mas Endro (biasa disapa) atau Endro Tri Widyantoro yang merupakan Kepala Bidang Perbendaharaan BPKAD Kabupaten Madiun yang juga sebagai Plt Sekretaris BPKAD Kabupaten Madiun. Disela-sela waktu yang longgar, ia pun berbagi cerita tentang hobi menanam ataupun tanaman hias serta pohon berbuah yang selama ini diterapkan baik dihalaman rumahnya maupun dilingkungan kantor BPKAD Kabupaten Madiun.

“Ya, begini mas. Pertama-tama, memang dari dasarnya dulu ya. Saya pribadi, itu memang hobi dengan menanam tanaman hias atau jenis tanaman lainnya. Terutama tanaman hias, bunga dan pohon berbuah. Itu yang menyangkut tanaman. Ada hobi lain, seperti memelihara hewan misalkan ikan. Itu, juga saya hobi sebetulnya. Tapi kalau berbicara ikan, sikonnya tidak memungkinkan. Itu yang belum, saya terapkan dikantor,” katanya saat ditemui Jum’at 19 November 2021 seusai berolahraga.

Kembali ketanaman? Lanjut Endro, dirinya giat menanam diarea kantor selain hobi, juga banyak yang sudah tahu bahwa tanaman juga fungsinya sangat banyak. Pertama tanaman adalah sumber oksigen bagi manusia. Sehingga udara akan semakin bersih. Karena adanya tanaman ini, termasuk juga bisa sebagai anti oksidan penyaring kotoran udara. Selain itu, tanaman juga sebagai peneduh. “Jadi lingkungan kantor jika banyak tanamannya seperti tanaman hias, bunga ataupun pohon berbuah akan lebih adem dan asri. Sehingga area kantor tidak terlalu panas, terutama pada siang hari,” urainya.

Menurutnya selain itu, juga dari segi estetika atau keindahannnya. Menanam tanaman dengan pertimbangan baik situasi kondisi kantor, bisa diatur/dipola termasuk dari keindahannya. Hal itu secara alamiah membuat dirinya dan para karyawan BPKAD Kabupaten Madiun, menjadi nyaman. Terutama nyaman dalam hal bekerja, jika keluar dari gedung kantor BPKAD Kabupaten Madiun saat melihat halaman depan atau belakang ada tanaman yang hijau?

Tentu spontan merasakan nge-fresh atau segar kembali, baik dipikiran ataupun saat melaksanakan tugas-tugas dalam suatu pekerjaaan kantor. Mungkin salah satunya adalah giat menanam, itu yang memang tidak kelihatan manfaatnya. Mulai menanam dilingkungan kantor BPKAD Kabupaten Madiun yang juga merupakan Pusat Pemerintahan (Puspem) Kabupaten Madiun di Kota Caruban yakni tahun 2017 lalu.

“Jadi awal mula dari kantor BPKAD lama, pindah ke Mejayan-Kota Caruban ini tahun 2017 lalu. Kebetulan menyangkut fungsi saya, juga ya di BPKAD Kabupaten Madiun. Waktu itu, saya sebagai urusan umum dan kepegawaian. Umum artinya mengurusi rumah tangga kantor BPKAD Kabupaten Madiun, jadi saya tergerak untuk menanam secara mandiri. Ya memang, itu tanggungjawab. Akhirnya berkecimpung, baik diinternal ataupun didalam maupun diluar kantor,” cerita Endro.

Sedangkan kalau tanaman berbuah, ungkap dia, memang yang pertama dirinya sengaja memilih buah  yang memang buahnya kecil-kecil. Dalam arti, melihat juga tempat lokasi yang akan ditanami. Artinya apa? Contoh kalau menanam, lalu hasil buahnya besar-besar? Tentu dimungkinkan resiko, karena lokasi yang ditanami sekitar parkir mobil/ataupun sepeda motor’ sehingga riskan. Mangga, contohnya. Buah mangga ini, bisa saja jatuh. Lalu tiba-tiba mengenai mobil baik milik karyawan, dinas maupun tamu. Bagian cat mobil lecet atau retak kaca, kemungkinan bisa terjadi.

Berbicara soal pohon yang menghasilkan buah. Memang tanaman yang ditanam dengan dana mandiri ini, selain pohon berbuah juga tanaman hias. Tanaman bunga dan jenis tanaman keras lainnya, memang sudah cukup banyak. Sedangkan pohon mangga yang ditanam ini, terdapat empat jenis. Pohon mangga tersebut, ditanam dihalaman belakang kantor BPKAD Kabupaten Madiun’ namun tidak mengganggu mobil yang parkir.

Lainnya adalah tanaman rabutan, jambu air dan empat jenis klengkeng. Selanjutnya, terdapat tanaman nangkada dan sawo. Sedangkan dihalaman depan terdapat pohon buah matoa. Buah matoa itu, adalah buah asli dari Papua. “Memang pohonnya tinggi. Tapi ternyata di daerah Madiun, sudah cukup banyak masyarakat yang menanam pohon matoa. Bahkan pohon-pohon itu, semuanya sudah pernah berbuah. Kita pernah merasakan, atau sedikit menikmati hasilnya,” jelasnya.

Endro menguraikan buah yang tidak tahan lama, misalkan buah pepaya. Meskipun dulu juga pernah menanamnya. Tapi karena pohon buah yang lain sudah besar? Sehingga tanaman buah pepaya malah kalah, bahkan saat ini tidak menanam lagi. Terus mengenai tanaman bunga? Bunga itu, juga relatif kan? Kalau kesukaan bunga, itu juga sendiri-sendiri. Masyarakat diluar sana, tidak mungkin semua akan suka dengan bunga. Tapi kalau untuk BPKAD Kabupaten Madiun, ia melakukan tanam dengan menyesuaikan kondisi lingkungan kantornya.

“Ada bunga yang memang sengaja saya tanam untuk peneduh tempat parkir kendaraan tamu. Bunga apa ya? Saya lupa, tapi ada yang menyebutnya bunga melati belanda. Melati belanda itu, cenderung merambat dan berbunga sangat indah dan warnanya merah putih. Itu, saya buatkan apa? Yaitu tempat untuk merambat atau menjalalar daunnya, sekaligus fungsi untuk peneduh kendaraan yang parkir dibawahnya,” ujarnya.

Terus selain itu, ia mengungkapkan, juga terdapat tanaman bunga-bunga yang tidak asing lagi di masyarakat pencinta bunga. Meski bunga tersebut, tergolong umum’ sebetulnya. Misalkan seperti bunga bugenvil atau bunga kertas. Bugenvil itu, bunga yang cenderung tahan panas. “Jadi nanti dimusim panas, tanaman bugenvil ini akan berbunga yang sangat indah. Selain itu, corak warnanya juga cukup banyak yaitu warna warninya. Ini menambah keindahan juga keasrian kantor kami,” tandasnya.

Ia menambahkan kalau bunga yang sifatnya dari pohon, yakni seperti bunga dadap merah dan tabebuya atau pohon terompet emas. Sedangkan tanaman peneduh, misalnya pohon pule juga tertanam dilingkungan kantor BPKAD Kabupaten Madiun. “Terus tanaman yang lain-lain, masih banyak ya. Mungkin, saya belum bisa menyebut satu persatu. Seperti macam-macam jenis pohon palem, itu juga ada di kantor kami,” terangnya.

Namun saat disinggung, sudah berapa banyak dana mandiri yang dikeluarkan untuk membeli tanaman-tanaman berbagai jenis yang telah ditanam dilingkungan kantor BPKAD Kabupaten Madiun? Sayangnya, ia tidak berkenan untuk merinci soal pembelian tanaman ataupun membahas terkait dana mandiri yang sudah dikeluarkan untuk hobinya itu. “Tidak usah merinci itulah (dana). Terpenting, kita ini bisa merasa nyaman saat melihat lingkungan kantor kami yang lumayan indah dan asri. *lly/press photo

error: