INDONESIA – Kelap-kelip warna oranye dari ribuan lampion yang diterbangkan di langit Candi Borobudur menjadi momen penutup sempurna pada perayaan Hari Raya Tri Suci Waisak 2569 BE, Senin, 12 Mei 2025. Momen ini pun mendapat antusias meriah dari para pengunjung yang membanjiri area komplek Candi Borobudur.
Sebagaimana diketahui, Festival Lampion merupakan bagian yang tak terpisahkan dari perayaan Hari Raya Tri Suci Waisak. Terlebih, momen penerbangan lampion sering kali menjadi alasan banyak orang dari berbagai latar belakang agama, termasuk wisatawan domestik dan mancanegara untuk datang dan menikmati malam sakral berkilau cahaya.
Festival Lampion Waisak diselenggarakan oleh Perwakilan Umat Buddha Indonesia (WALUBI) dan Majelis Agama Buddha Mahanikaya Indonesia (MBMI) dengan dukungan dari Kementerian Pariwisata (Kemenpar)
Walau sudah menjadi kegiatan rutin yang diselenggarakan tiap tahun dan menjadi salah satu event besar di Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Candi Borobudur, namun penyelenggaraan Festival Lampion dan Hari Raya Tri Suci Waisak selalu menyisakan catatan menarik. Berikut ini beberapa catatan menarik yang terhimpun selama penyelenggaraan Festival Lampion Waisak 2025:
1.Ribuan Orang Padati Festival Lampion Waisak 2025
Penyelenggaraan Festival Lampion Waisak selalu berhasil menarik antusias pengunjung dari tahun ke tahun. Pada penyelenggaraan di tahun 2025 ini, sekitar 30 ribu orang dengan antusias memadati area sekitar Komplek Candi Borobudur pada malam puncak perayaan Hari Raya Tri Suci Waisak mulai dari Lapangan Marga Utama, Pelataran Kenari, sampai dengan Taman Lumbini.
Lapangan Marga Utama pun menjadi lokasi utama penerbangan lampion yang sudah mulai dipadati pengunjung sejak sore hari. Pasalnya, di lapangan yang luas ini, sebanyak 4.000 orang termasuk umat Buddha dan wisatawan secara bersama-sama memadati area untuk menerbangkan lampion.
Sementara itu, pengunjung yang menyaksikan penerbangan lampion tersebar di beberapa tempat. Adapun beberapa area pemusatan massa lainnya yaitu di Pelataran Kenari yang dipadati sekitar 5.000 orang, dan Taman Lumbini dengan 20.000 orang yang beramai-ramai datang menyaksikan pemandangan malam tak terlupakan.
2.Sebanyak 2.569 Lampion Hiasi Langit Malam
Penerbangan lampion adalah momen paling ditunggu banyak orang pada malam puncak perayaan Hari Raya Tri Suci Waisak. Tahun ini, sebanyak 2.569 lampion kertas diterbangkan yang membuat langit Borobudur seolah dihiasi ribuan cahaya kunang-kunang berwarna kuning oranye yang memanjakan mata.
Menariknya, jumlah lampion yang diterbangkan pada tahun ini merupakan simbol dari tahun Buddha yaitu tahun 2.569. Lampion-lampion itu pun diterbangkan sebagai simbol harapan, doa, pencerahan sekaligus simbol mencapai kedamaian batin bagi para umat Buddha.
Selain lampion, pengunjung juga dihibur dengan penampilan memukau dari 450 drone yang beterbangan di langit. Ratusan drone terbang membentuk formasi dan memberikan visualisasi menawan dengan teknologi modern mengenai perjalanan Sang Buddha Gautama.
Sesuai tema acara yaitu “Light of Peace”, penerbangan lampion menjadi momen bersama untuk menunjukkan kepada khalayak luas tentang kebersamaan dan harapan untuk dunia yang lebih baik kedepannya. Lebih dari itu, penerbangan lampion menjadi momen persatuan banyak orang dari berbagai latar belakang yang bersatu dalam menciptakan malam magis di kawasan Candi Borobudur.
Salah satu tokoh agama Buddha, Biksu Samantha Kusala berharap perayaan Hari Raya Tri Suci Waisak dan Festival Lampion Waisak ini bisa membawa berkah kepada masyarakat Indonesia agar bisa hidup rukun, damai, dan sejahtera. Dengan begitu, dapat tercipta kedamaian dunia yang diharapkan.
3.Festival Lampion Waisak Dihadiri Tokoh Nasional
Sebagai salah satu event besar di DPSP Candi Borobudur, yang juga menjadi simbol toleransi antarumat beragama, penyelenggaraan Festival Lampion Waisak tentu tidak lepas dari perhatian sejumlah tokoh nasional yang turut hadir memeriahkan acara.
Menteri Kebudayaan, Fadli Zon dan Menteri Agama, Nasaruddin Umar turut hadir memberikan sambutan pada momen pembukaan. Sementara itu, Menteri Koordinator Infrastruktur & Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono, serta Wakil Menteri Ekonomi Kreatif, Irene Umar turut hadir sebagai tamu VIP pada perayaan Hari Raya Tri Suci Waisak dan Festival Lampion.
4.Tingkatkan Kunjungan Wisatawan ke DPSP Candi Borobudur
Festival Lampion Waisak dan perayaan Hari Raya Tri Suci Waisak telah menjadi salah satu atraksi wisata besar di DPSP Candi Borobudur yang paling dinanti tiap tahunnya. Tak hanya sebagai agenda keagamaan, perayaan Hari Raya Tri Suci Waisak tentunya juga memberikan dampak positif terhadap kunjungan wisatawan ke DPSP Candi Borobudur.
Pada puncak perayaan Hari Waisak di tanggal 12 Mei saja, ada sekitar 45.914 ribu orang mengunjungi kompleks Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur. Angka ini sudah termasuk pengunjung yang mengikuti perayaan Hari Raya Tri Suci Waisak dan momen Festival Lampion, maupun pengunjung reguler yang datang ke area Candi Borobudur. Menariknya, angka kunjungan wisatawan pada perayaan Hari Raya Waisak tahun ini melonjak 25% jika dibandingkan dengan data kunjungan tahun lalu di momen yang sama.
Bahkan, sebelum puncak Perayaaan Hari Raya Waisak berlangsung, angka kunjungan wisatawan di DPSP Candi Borobudur cukup tinggi. Berdasarkan data dari InJourney Destination Management (IDM), kunjungan wisatawan Nusantara dan mancanegara ke Candi Borobudur pada periode 1 – 13 Mei 2025, mencapai angka 100 ribu orang.
5.Festival Lampion Waisak Dorong Peningkatan Ekonomi Daerah
Perayaan Hari Raya Tri Suci Waisak dan Festival Lampion tidak hanya memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan kunjungan wisatawan ke Magelang saja. Lebih dari itu, rangkaian acara Waisak di Candi Borobudur juga mendorong peningkatan ekonomi daerah.
Direktur Utama InJourney Destination Management, Febrina Intan menyebut rangkaian acara Waisak membuka peluang keterlibatan para pelaku ekonomi kreatif dan UMKM yang sangat besar. Pasalnya, lebih dari 2.000 pelaku UMKM dengan 2.000 tenaga kerja lokal terlibat penuh selama penyelenggaraan Hari Raya Waisak serta memberikan dampak ekonomi luas kepada masyarakat dan daerah.
Sementara itu dari sektor perhotelan, tingginya antusias wisatawan terhadap event Festival Lampion mendorong kenaikan tingkat okupansi hotel di wilayah Kecamatan Borobudur. Ketua Paguyuban Kampung Homestay Borobudur, Muslih menyebut 152 kamar di wilayahnya sudah penuh bahkan sebelum Waisak dimulai. Hal ini turut mendorong okupansi di penginapan wilayah lainnya mengalami peningkatan dan terisi hingga lebih dari 1.000 kamar.
Itulah beberapa catatan menarik yang terjadi selama penyelenggaraan Festival Lampion Waisak 2025. Apa kamu termasuk salah satu yang melewatkan keseruan perayaan Festival Lampion Waisak ini? Nah, dengan banyaknya hal menarik dalam penyelenggaraan Festival Lampion Waisak 2025, pastikan kamu tidak melewatkan event menarik ini di tahun depan, ya!
Dengan tingginya antusiasme pengunjung yang terjaga tiap tahunnya, Festival Lampion Waisak tentunya menjadi salah satu atraksi wisata di Magelang yang bisa kamu kunjungi di tahun depan. Yuk, jelajahi juga berbagai hal menarik di Taman Wisata Candi Borobudur maupun wisata di Magelang lainnya!
Supaya tidak ketinggalan informasi seputar destinasi wisata, event, dan beragam fakta menarik di dalamnya, kunjungi website event.indonesia.travel dan follow akun Instagram @eventbyindonesia. Yuk, liburan #DiIndonesiaAja agar lebih mengenal ragam budaya Nusantara, dan turut berkontribusi dalam upaya pelestarian lingkungan alam serta peningkatan ekonomi di Indonesia.*(sumber:kemenpar.go.id)