MADIUN – Sebelum melaunching Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) merk “Yoiki” dan meresmikan Gedung Graha Purabaya yang terletak di Jalan Raya Madiun-Surabaya masuk Desa Tiron, Kec/Kabupaten/kab. Madiun.
Bupati Madiun’ Ahmad Dawami berkenan menyampaikan sambutan sembari membawa sebuah botol 600ml berisi AMDK merk “Yoiki” hasil produksi Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumdam) “Tirta Dharma Purabaya” Kab. Madiun. “Kalau nggowo (bawa) botol (air mineral merk “Yoiki”)’ yen (kalau) di foto, kan ketok (kelihatan) ya?,” katanya, Senin 06 Desember 2021.
Namun sebelum melanjutkan kegiatan ini, Bupati Madiun mengajak hadirin dalam kegiatan itu’ untuk bersama-sama mendo’a-kan saudara-saudara kita yang terkena dampak erupsi semeru di Lumajang-Jawa Timur. “Mudah-mudahan diberi kekuatan Alloh SWT. Diberi ketabahan dan yang menjadi korban meninggal dunia, mudah-mudahan diterima disisi Alloh SWT. Al-Fatihah….., Aamin,” tutur Ahmad Dawami.
Ia menyinggung terkait yang disampaikan Direktur Utama (Dirut) Perumdam “Tirta Dharma Purabaya” Kab. Madiun’ Sumariyono tentang kapasitas produksi yang per jamnya antara 1500 sampai 2500 botol 600ml. Karena itulah, Minggu 05 Desember 2021 lalu, ia meminta kepada Dirut Perumdam “Tirta Dharma Purabaya” Kab. Madiun untuk langsung uji coba produksi AMDK merk “Yoiki” di Graha Purabaya.
“Jadi saya minta, pokonya hari (Senin 06 Desember 2021) ini disiapkan 1 truk air mineral kemasan botol 600ml merk “Yoiki”. Yoiki untuk membantu saudara-saudara kita yang ada di Lumajang-Jawa Timur. Insyaalloh nanti sore akan diberangkatkan bersama bantuan sosial lainnya. Laporan terakhir, air minum “Yoiki” ternyata sudah siap,” ujarnya.
Artinya apa? Ungkap Bupati’ bahwa kapasitas mesin produksi ini, semuanya sudah dihitung dan direncanakan matang. Untuk itu, insyaalloh “Yoiki” bisa terealisasi sesuai perencanaan. Namun yang menjadi pertanyaan, kenapa AMDK ini dinamakan “Yoiki? Sehingga, ia mengaku spotan menjadi bingung.
“Saya jadi bingung? Kok njenenge (namanya) “Yoiki’, yo? Nek (kalau) pendapat saya, “Yoiki” yo namanya pak dirut-nya? Yo, Sumariyono. Yo ini, mungkin sarannya teko (dari) pengawas seperti itu kesannya. Yo, namane (namanya) yo iki (ini), karena dirut-nya njenenge (namanya) Sumariyono. Yoiki, Sumariyono. Keto’e yo ngono (kelihatannya ya seperti itu),” ungkapnya sembari tersenyum hingga tertawa kecil saat bercanda ria disela-sela sambutannya itu.
Bupati Madiun berharap dengan adanya AMDK merk “Yoiki” ini, betul-betul bisa membantu masyarakat Kab. Madiun. Sehingga kesempatan yang baik ini, ia mengakui ingin menyampaikan bahwa dirinya bersama Wakil Bupati Madiun’ Hari Wuryanto dan Sekretaris Daerah (Sekda) Pemkab. Madiun’ Tontro Pahlawanto yakni terkait Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) ini beberapa hari yang lalu.
“Kita sudah rapat tentang PDAM atau Perumdam “Tirta Dharma Purabaya” Kab. Madiun dan usaha naungan BUMD lainnya. Tetang Perumdam ini, saya cuma pesan satu hal. Kalau bicara Indeks Kesehatan Masyarakat (IKM), kita tidak bisa. Kita tidak bisa bicaranya cuma itu saja. Disendirikan kuratifnya ataupun rehabilitatifnya. Kuratif itu apa? Perawatan di rumah sakit. Rehabilitatif itu, adalah proses penggaliannya. Tentu tidak bisa seperti itu,” paparnya.
Dalam artian, lanjut Ahmad Dawami, harus ada sisi preventif dan promotif yang harus maksimalkan. Untuk itulah, perlu dimaksimalkan dan masifkan di masyarakat. Di Kab. Madiun ketika berbicara of food safety, for health (keamanan pangan, untuk kesehatan). “Jadi makanan yang aman dan sehat itu, nyuwun sewu (minta maaf) kategori ini’ kalau di Madiun. Pakai bahasa Madiun saja ya? Maem niku (makan itu), satu’ mesti wareg (harus kenyang). Kedua enak, yang ketiga sehat,” urainya.
Menurutnya ketika intervensi diperihal makanan, itu akan terasa sangat sulit. Disamping itu, kita harus intervensi masalah air. Karena air yang setiap hari diminum masyarakat. Di akui bupati, bahwa ia pernah yakni pada saat itu’ terjadi bencana di wilayah Kec. Pilangkenceng, Kab. Madiun. Kebetulan rumah yang robuh, itu berdekatan dengan sendang. Namun sendang itu, ukurannya hanya berapa kali berapa meter saja?
“Saat waktu mejelang sholat mahrib, akhirnya saya menyempatkan untuk minum air sendang itu. Saya ulangi lagi, minum air tersebut. Seketika didalam angan-angan saya, mengatakan ‘wah ini? Dalam artian, ‘ini pasti fluorida (merupakan mineral yang penting untuk kesehatan)-nya lebih dari 250. Jadi yang ada toleransinya untuk air minum yaitu pada fluorida 250, itu sudah maksimal,” ungkapnya.
Dari situlah, kata bupati, agar Perumdam “Tirta Dharma Purabaya” Kab. Madiun untuk melakukan laboratorium (lab). Setelah dilakukan lab di sendang itu, ternyata betul’ fluorida-nya 350. Sejak itulah, kita melakukan pemantauan semuanya di Kab. Madiun yakni bagaimana air minum yang dikonsumsi masyarakat itu’ betul-betul harus sesuai dengan standartnya.
“Nah ketika ada kadar yang melebihi toleransi kayak fluorida tadi yaitu 250. Bagi yang minum itu, ternyata fluorida 350 itu tidak akan langsung menerima efek. Tapi 5 tahun atau 10 tahun kemudian, pasti akan terasa. Ketika saya tanyakan kepada penduduk yang pernah minum-minum air seperti itu, ternyata betul banyak kandungan,” tegas Ahmad Dawami.
Ia melanjutkan ketika zimnya terlalu tinggi, itu potensial menambah angka stunting atau kekurangan gizi. Minimal ketika air yang diminum, itu melebihi batas toleransi ataupun kurang? Akibat yang ditimbulkan, adalah usia produktif ini akan lebih pendek. Makanya ketika orang-orang dulu usia sampai tua, tapi masih kuat.
“Coba dilihat minumnya apa? Air minumnya itu, seperti apa yang dikonsumsi setiap hari. Nah itu, jadi tidak hanya ahli soal sakit’ ya ke dokter. Tapi, kita bagaimana’ supaya masyarakat itu potensi untuk sakit itu rendah. Itu yang harus dilakukan. Kita intervensi dari pola minumnya,” terangnya.
Bupati Madiun menjelaskan dengan adanya fenomena ini, ketika sudah ada swam (berenang) dari instansi yang jelas. Sehingga katakanlah air yang layak dikonsumsi itu’ bor-borannya harus 120 meter dari permukaan, lalu sampai 30 meter harus dicor beton. Karena apa? Karena biar kontaminasi dari atas baik itu sektisida, pestisida atau tim maupun produksi sampah ini’ tidak mengkontaminasi air minum yang ada didalamnya.
Untuk itulah diharapkan saat rapat, Wakil Bupati Madiun yang langsung melanjutkan eksekusi dilapangan yakni bagaimana dinas kesehatan bersama Perumdam “Tirta Dharma Purabaya” Kab. Madiun. “Jadi, Perumdam “Tirta Dharma Purabaya” itu tidak hanya bicara soal profit oriented (mengutamakan keuntungan) untuk menambah PAD saja. Akan tetapi’ bagaimana ikut serta dalam mencapai IKM di Kab. Madiun. Itu yang terpenting,” kata Ahmad Dawami menekankan.
Tetapi harus yakin, imbuh dia, pasti IKM Kab. Madiun akan tercapai dengan cara bagaimana kita prefentif konsumsi masyarakat itu’ diatur. Sehingga jika ada pertanyaan, misalkan itu dibuatkan bor-boran sendiri? Terkadang nduduk (menggali) sendiri, seperti apa? “Oke seperti itu. Tapi air yang diminum ini, harus kontrol. Sehingga yang punya kemampuan kontrol dan untuk mengkontrol air minum itu, cuma Perumdam “Tirta Dharma Purabaya” Kab. Madiun,” ungkap Bupati, lagi.*lly/press photo
Keteragan Foto : Bupati Madiun’ Ahmad Dawami saat menyampaikan sambutan sekaligus melaunching AMDK merk “Yoiki” kemasan cup atau gelas, botol dan galon. Selain itu, bupati juga meresmikan Gedung Graha Purabaya yang merupakan tempat produksi AMDK “Yoiki”.(foto : press photo)