INDONESIA – Gunung Rinjani merupakan destinasi impian bagi para pendaki di Indonesia. Dengan tinggi puncaknya hingga 3.726 mdpl, gunung Rinjani merupakan gunung berapi aktif tertinggi kedua di Indonesia dan menjadi bagian dari “Seven Summits Indonesia”.
Rinjani menyimpan sejuta kisah, baik dari sisi alamnya maupun refleksi personal para penjelajahnya. Dalam pendakian Rinjani terdapat 6 jalur resmi yang memiliki keunikan, daya tarik serta kesulitannya masing-masing. Keenam jalur itu adalah seperti jalur Senaru, Torean, Timbanuh, Aik Berik, Tete Batu, dan Sembalun. Salah satu yang menjadi favorit para pendaki yakni jalur Sembalun.
Salah satu pendaki yang pernah menaklukkan Rinjani melalui jalur Sembalun adalah Galih Agusti. Galih bercerita, ia memulai petualangannya dari Desa Sembalun setelah menempuh perjalanan motor dari Jakarta ke Bali lalu menyeberang ke Lombok. Jalur ini merupakan jalur utama dan tercepat untuk akses langsung ke puncak Rinjani, tanpa harus memutar lewat danau. Pemandangan matahari terbit (sunrise) dari Plawangan dan sabana luas menemani pendaki dalam menaklukkan puncak Rinjani.
Galih bergabung dengan kelompok pendaki yang terdiri dari berbagai latar belakang,baik yang solo traveler maupun yang mendaki dengan pasangannya. Ia menyebut Rinjani sebagai pengalaman pendakiannya yang paling monumental.
“Pendakian Rinjani itu tidak hanya soal naik gunung. Filosofinya dalam banget. Kita pergi untuk pulang, memantul dari titik terendah (lelah), lalu tiba di puncak tujuan. Itu refleksi diri, “ kata Galih.
Saat di puncak, ia terharu. “Sendirian di pucuk. Tanpa teman ngobrol, dingin, dan capek banget. Tapi itu momen paling reflektif dalam hidup. (Saya) menangis, bersyukur impian itu bisa tercapai, “ katanya.
Yang paling menantang dari semuanya adalah saat summit attack atau istilah dalam dunia pendakian yang merujuk pada usaha terakhir untuk mencapai puncak gunung, biasanya dilakukan pada dini hari agar pendaki bisa sampai di puncak saat matahari terbit. Ini merupakan bagian paling menantang dari pendakian karena medan yang curam, suhu dingin, keadaan yang gelap, dan kondisi fisik yang sudah terkuras.
Berdasarkan pengalaman pribadinya, Galih membagikan beberapa tips persiapan untuk pendaki pemula bagi yang ingin mencoba mendaki gunung Rinjani:
- Ikuti arahan guide sepenuhnya, terutama di medan ekstrem,
- Persiapkan mental dan fisik, bukan hanya stamina tapi juga fleksibilitas emosional,
- Bawa perlengkapan cadangan, agar aman lebihkan perlengkapan,
- Fokus pada kenyamanan istirahat, seperti kasur angin dan sleeping bag yang berkualitas,
Mendaki Gunung Rinjani lewat Sembalun bukan semata perjalanan fisik, tapi ekspedisi jiwa dengan pemandangan menakjubkan dan tantangan nyata. Kata Galih, “Naik gunung itu seperti hidup, kadang lambat, kadang curam, tapi tetap bisa sampai kalau terus maju.”
Apakah kamu sudah siap untuk tantangan ini? Sebelum itu jangan lupa daftarkan diri melalui laman rinjaninationalpark.id.*(sumber:kemenpar.go.id)