MADIUN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Madiun melalui Dinas Pertanian dan Perikanan (Dispertan) Kabupaten Madiun menggelar kegiatan “Sosialisasi dan Pembinaan pada Nelayan Perairan Darat Kabupaten Madiun” bertempat di ruang pertemuan RM. Omah Idjo, Desa Ngepeh, Kec. Saradan, Kabupaten Madiun.
Sosialisasi dan pembinaan yang mengusung tema “Kegiatan Pengelolaan Penangkapan Ikan di Wilayah Sungai, Danau, Waduk, Rawa, dan Genangan Air lainnya yang dapat diusahakan dalam satu Daerah Kabupaten Madiun/Kota, Dispertan Tahun Anggaran 2023”.
Turut hadir dalam kegiatan itu yakni Kepala Bidang Perikanan Dispertan Kabupaten Madiun, Nur Basuki. Selain itu, juga narasumber dari Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, Pembudidaya Ikan dan peserta atau nelayan perairan darat di Kabupaten Madiun.
Sedikitnya 50 orang yang merupakan peserta, terdiri dari masyarakat sekitar waduk yang ada di Kabupaten Madiun ini yakni Waduk Widas-Kec. Saradan ada 4 kelompok, Waduk Kedung Brubus-Kec. Pilangkenceng ada 1 kelompok, Waduk Notopuro-Kec-Pilangkenceng ada 2 kelompok, dan Waduk Dawuhan-Kec. Wonoasri ada 2 kelompok dan Waduk Saradan ada 1 kelompok. Sehingga masing-masing kelompok yang ada ini, terdapat 4-5 orang.
Kepala Dispertan Kabupaten Madiun, Sumanto, SP, MMA diwakili Kepala Bidang Perikanan Nur Basuki secara simbolis berkenan membuka kegiatan itu. Dalam kesempatan itu, ia menerangkan terkait peraturan yang disosialisasikan ini merupakan upaya pemerintah untuk menjaga sumber daya perikanan agar tetap lestari.
Mengingat perairan darat yang terdiri dari waduk, sungai serta genangan lainnya adalah saalah satu sumber daya perairan yang potensial. Bahkan untuk lebih dikembangkan serta dimanfaatkan, sehingga dapat memenuhi kebutuhan protein bagi masyarakat. Tentunya upaya pemanfaatan ini, juga harus diiringi dengan pengendalian ekosistem.
Selain itu, juga daya dukung lingkungan untuk kelestarian sumber daya ikan itu sendiri. “Jadi, aktivitas penangkapan sumber daya ikan yang tinggi itu? Ternyata, tanpa mengabaikan kaidah-kaidah pengelolaan yang berkelanjutan. Sehingga akan mengakibatkan penurunan stock sumber daya ikan yang ada,” ujarnya, Selasa 20 Juni 2023.
Sebab, kata Nur Basuki, tujuan yang utama dari sosialisasi dan pembinaan kelompok nelayan perairan darat ini, adalah kelestarian. Karena teman-teman dari kelompok nelayan ini, pekerjaan sambilan untuk mendapatkan tambahan penghasilan dari waduk. Namun karena mencari penghasilannya di waduk, maka kita juga harus memikirkan tentang kelestariannya.
Makanya teman-teman kelompok yang kerja sambilannya sebagai nelayan mengambil ikan dari waduk? Hal ini mesti harus dicarikan alternatif lain, yaitu tambahan penghasilan diluar waduk. Dengan adanya kegiatan ini, maka kita berharap kepada mereka agar mempunyai wawasan. Kelompok ini harus punya wawasan, sehingga mereka ada opsi untuk menambah pendapatan dengan cara budidaya ikan.
“Jadi tidak hanya sebagai nelayan saja. Tapi, mereka juga sebagai pembudidaya ikan di waduk. Maka dari itu, kami menghadirkan narasumber pembudidaya ikan yang perpengalaman. Ini bertujuan, agar narasumber bisa menyampaikan bagaimana ‘kiat-kiat’ budidaya ikan mulai dari pembenian hingga pembesaran. Mudah-mudahan kegiatan ini, nanti bermanfaat,” urainya.
Ia mengungkapkan meski kelompok nelayan ini, belum pernah budidaya ikan? Namun secara kegiatan, baik masukan ataupun di suatu acara selalu disampaikan teknisnya. Makanya sosialisasi terkait budidaya ikan ke teman-teman nelayan, baru kali ini digelar. Bahkan kalau secara spot-spot tidak dalam acara kegiatan seperti ini, itu pun sudah sering kali disampaikan.
“Kita sampaikan lewat teman-teman penyuluh. Selain itu, juga dilakukan kita sendiri yakni manakala ada kunjungan-kunjungan ke teman-teman kelompok pembudidaya ikan. Tapi secara terorganisasi/secara kegiatan, baru kali ini,” terangnya.
Menurutnya untuk pengembangan kedepan, kita telah menyediakan tenaga-tenaga teknis ataupun penyuluh yang ada. Kemudian nanti, kita mencoba dari sisi akses permodalannya. Karena memang kalau dari sisi akses permodalan, kita ada fasilitasi dari pemerintah yaitu terkait lewat kredit usaha rakyat atau KUR.
Kemudian melalui KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan) sendiri, juga ada lembaga terkait pembiayaan. Walaupun muaranya, juga lewat perbankkan. Tapi jalurnya lewat KKP, juga ada. “Itu nanti kita sampaikan. Kemudian selain itu, kita juga nanti kalau sudah berkembang? Mereka punya daya tawar, nanti akan kita sambungkan dengan teman-teman yang akan menjadi bapak angkatnya,” ungkapnya, lagi.
Sebab, lanjurt Nur Basuki, di Kabupaten Madiun ini sebenarnya ada beberapa/ada lembaga, juga secara perorangan. Bahkan itu pun model sebagai inti dan plasma, sehingga kedepannya akan kita coba gandengkan. Tapi, itu mestinya kalau sudah jalan. Karena kalau masih awalan seperti ini, maka belum punya daya tawar.
Tapi kalau teman-teman nanti sudah berdiri, bahkan berjalan? Tentu nantinya, kita sambungkan ke teman-teman yang lebih dulu mandiri. Berharap untuk mengangkat teman-teman di wilayah waduk, sehingga bisa mengikuti mereka yang sudah mandiri lebih dulu.
“Jadi begini, kalau di Kabupaten Madiun itu kan memang kita ada unit-unit pembenih rakyat. Selain di dinas, ada juga unit pelaksana teknis terkait budidaya ikan air tawar yang juga menghasilkan benih. Nah benih-benih inilah yang ada di Kabupaten Madiun itu, yang kita dorong,” paparnya.
Sehingga, kata Nur Basuki, ada simbiosis disana antara pembenih dengan teman-teman yang bergerak dipembesaran ikan. Karena ada pembenihan, tentu juga ada pembesaran ikan. Maka dari itulah, kita mulai mendorong teman-teman pembenih untuk mempunyai iduk’an-induk’an yang bersertifikat.
Sebab, induk’an-induk’an yang bersertifikat ini, nanti jaminannya adalah hasil benihnya itu mutunya juga bagus yakni mulai dari keseragaman ukuran dan sebagainya. Untuk itulah, kita tawarkan ke teman-teman pembudidaya-pembudidaya pemula. “Jadi kalau secara komoditas yang di Kabupaten Madiun itu, adalah ikan lele. Kemudian diikuti ikan nilla,” terangnya.
Ia menambahkan kalau ikan gurame di Kabupaten Madiun ini, ternyata masih sangat terbatas yakni terutama pembenih-pembenih ikan tersebut. Kebanyakan di Kabupaten Madiun itu, mereka ke tahap gedekne (besarkan) benih yang sudah ada untuk dijual kembali.
“Tapi untuk netes’ke (menetaskan) pembenihan dari ikan gurame, itu yang masih sangat terbatas. Ya, karena kalau ikan gurame di Kabupaten Madiun memang kendalanya agak susah,” jelasnya.
Maka dari itulah, imbuh dia, para peserta yang dihadirkan dalam kegiatan sosialisasi dan pembinaan pada nelayan ini, nanti diprioritaskan aktivitasnya di pembesaran ikan konsumsi. Karena kalau pembenihan ikan, itu memang agak rumit. Sehingga teknisnya, itu butuh ketrampilan lebih. Bahkan mungkin saja, mereka kalau sudah di pembesaran ikan? Kedepannya, mereka akan memikirkan sendiri.
“Apalagi kalau sudah jalan, teman-teman nelayan akan menentukan ‘apakan lanjut pada pembesaran ikan? Atau beralih ke pembenihan ikan?. Bahkan, bisa juga mereka akan menjalani ‘dua-dua’nya yaitu pembenihan dan pembesaran ikan konsumsi,” tegasnya.*(Adv/al-pressphoto.id)
Keterangan Foto : Terlihat puluhan peserta antusias mengikuti kegiatan sosialisasi dan pembinaan yakni dalam rangka menjaga sumber daya perikanan agar tetap lestari.