logo

Dari Tradisi Lokal ke Sorotan Dunia: Pacu Jalur Jadi Magnet Wisata Budaya Riau

Rabu, 20 Agustus 2025

INDONESIA – Salah satu tradisi budaya Indonesia, Pacu Jalur, kembali menjadi sorotan, bukan hanya di dalam negeri, Sob, tapi juga hingga ke kancah internasional. Pacu Jalur merupakan perlombaan dayung tradisional yang memadukan kekuatan fisik dengan unsur seni dan budaya.

Menariknya, walau baru-baru ini viral dan ramai diperbincangkan netizen, tradisi Pacu Jalur sebenarnya sudah mengakar kuat sejak berabad-abad lalu, lho! Oleh karena itu, nggak heran kalau ajang balap perahu khas Kuantan Singingi ini jadi kebanggaan masyarakat setempat.

Dalam Perjalanannya, Pacu Jalur juga sudah beberapa kali masuk daftar event nasional, seperti Calendar of Events Wonderful Indonesia pada tahun 2018 dan 2020. Kemudian, sejak tahun 2022, ajang ini resmi masuk dalam program Karisma Event Nusantara (KEN) dan bahkan terpilih sebagai salah satu Top 10 KEN 2024.

Nggak hanya itu, Sob! Festival Pacu Jalur Tradisional 2024 berhasil memecahkan rekor jumlah peserta terbanyak sepanjang sejarah dengan diikuti oleh 225 jalur, dan berhasil menarik perhatian hingga 1,5 juta penonton. Sebuah capaian luar biasa yang menandai semakin kuatnya daya tarik dan partisipasi masyarakat terhadap tradisi ini.

Sebagai informasi tambahan, Karisma Event Nusantara (KEN) adalah rangkaian event unggulan yang telah terkurasi dari 38 provinsi di Indonesia yang menampilkan kekayaan budaya, seni, musik, kuliner dan karnaval di berbagai destinasi pariwisata Indonesia. Bukan sekedar daftar event unggulan, KEN menjadi salah satu program prioritas Kementerian Pariwisata yang memiliki peran strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan melestarikan budaya Indonesia.

1.Warisan Budaya yang Mengakar Kuat

Awalnya, jalur atau perahu kayu panjang digunakan sebagai alat transportasi utama masyarakat di Kabupaten Kuantan Singingi, Riau. Namun, seiring waktu, perahu ini mulai dihias dengan ukiran dan ornamen khas, hingga akhirnya berkembang menjadi bagian dari atraksi budaya daerah. Dari sinilah, perlombaan Pacu Jalur mulai dikenal, yang telah berlangsung sejak awal abad ke-20 dan awalnya digelar sebagai bagian dari perayaan hari besar Islam.

Selanjutnya, pada masa penjajahan Belanda, Pacu Jalur juga kerap diselenggarakan untuk memeriahkan acara adat, kenduri masyarakat, hingga peringatan hari lahir Ratu Wilhelmina setiap 31 Agustus. Lalu, setelah Indonesia merdeka, tradisi ini mengalami pergeseran makna, bertransformasi menjadi agenda tahunan Pemerintah Provinsi Riau yang digelar meriah setiap Agustus di Tepian Narosa, kawasan tepian sungai yang terletak di Teluk Kuantan, sebagai bagian dari peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.

2.Persona Penari Cilik, Jadi Tren Global

Dalam atraksi Pacu Jalur, di satu jalur (Perahu tradisional), biasanya terdapat 50 hingga 60 pendayung atau anak pacu. Menariknya, dari seluruh kru yang terlibat, sosok penari atau anak coki selalu menjadi pusat perhatian penonton dan wisatawan.

Ia adalah anak kecil yang berdiri di bagian paling depan perahu, menari-nari dengan lincah di atas jalur yang tengah melaju. Berkat keseimbangan tubuh yang baik, ia dapat bergerak bebas tanpa khawatir terjatuh dan menjadi sebuah atraksi yang kini viral di media sosial.

Lebih dari sekadar hiburan, keberadaan tukang tari bukan hanya pemanis, melainkan telah menjadi ikon khas Pacu Jalur yang turut memperkuat identitas budaya lokal. Bahkan, gerakan khas penari cilik ini disebut-sebut sebagai bagian dari tren “aura farming” yang tengah naik daun, sehingga semakin memperkuat daya tarik Pacu Jalur di mata publik, termasuk di kalangan netizen internasional.

3.Rute dan Transportasi ke Riau 

Buat kamu yang ingin  menyaksikan langsung keseruan Pacu Jalur di Tepian Narosa, Teluk Kuantan, tenang aja! Akses ke lokasi ini dapat dijangkau dari berbagai kota besar di Indonesia.

Kalau datang dari luar provinsi, kamu bisa mendarat dulu di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru, yang merupakan pintu masuk utama ke Provinsi Riau. Bandara ini melayani penerbangan langsung dari Jakarta, Medan, Batam, Yogyakarta, dan beberapa kota besar lainnya.

Dari Pekanbaru ke Teluk Kuantan, kamu bisa melanjutkan perjalanan darat sekitar 5–6 jam menggunakan mobil sewaan, travel, atau bus antarkota. Alternatif lainnya, buat kamu yang datang dari arah barat, jarak dari Padang ke Teluk Kuantan juga bisa ditempuh melalui jalur darat dengan waktu sekitar 7–8 jam perjalanan.

4.Fasilitas dan Akomodasi: Persiapkan Sebelum Berangkat, Sob!

Buat kamu yang ingin menyaksikan langsung kemeriahan Festival Pacu Jalur di Tepian Narosa, Teluk Kuantan, penting untuk merencanakan akomodasi dari jauh-jauh hari. Meski akses menuju lokasi cukup terbuka, ketersediaan penginapan di Teluk Kuantan terbilang terbatas dan akan cepat penuh menjelang acara berlangsung.

Nah, berikut beberapa rekomendasi hotel dan penginapan yang bisa jadi pilihan:

Hotel dan Wisma di Teluk Kuantan:

  • Hotel Hasanah – Jl. Perintis Kemerdekaan No. 147, Taluk Kuantan
  • Hotel Pujangga – Jl. Perintis Kemerdekaan, Simpang Tiga
  • Hotel Latifa – Jl. Ahmad Yani No. 17, Taluk Kuantan
  • Hotel Shinta – Jl. Jenderal Sudirman No. 19, Beringin, Taluk
  • Hotel Mustika Mas – Jl. Proklamasi No. 99, Taluk Kuantan
  • Wisma Oshin – Jl. Proklamasi No. 53A, Sei Jering
  • Penginapan Perlinda – Jl. Jenderal Sudirman, Beringin, Kuantan Tengah
  • Wisma Rani – Jl. Jenderal Sudirman, Teluk Kuantan
  • Wisma Jalur – Jl. Tugu Timur, Desa Koto Taluk, Kuantan Tengah
  • Wisma Berkah Mulia – Jl. Tugu Timur, Desa Koto Taluk, Kuantan Tengah

Tips: Karena Festival Pacu Jalur selalu jadi magnet ribuan penonton, penginapan di Kuansing biasanya cepat penuh, apalagi mendekati hari H.

Alternatif Penginapan di Pekanbaru:

Kalau penginapan di Teluk Kuantan sudah penuh, kamu bisa mempertimbangkan untuk menginap di Pekanbaru. Kota ini berjarak sekitar 3–4 jam perjalanan dari lokasi acara dan punya pilihan hotel yang lebih beragam serta fasilitas lebih lengkap.

  • Grand Zuri Pekanbaru – Jl. Teuku Umar No. 7
  • Aryaduta Pekanbaru – Jl. Diponegoro No. 34
  • FOX Hotel Pekanbaru – Jl. Riau No. 147
  • Hotel Tjokro Pekanbaru – Jl. Jend. Sudirman No. 51
  • Red Planet Pekanbaru – Jl. Tengku Zainal Abidin No. 23
  • Cititel Hotel Pekanbaru – Jl. Sisingamangaraja No. 32
  • Whiz Hotel Sudirman Pekanbaru – Jl. Jend. Sudirman No. 345

Beberapa Kendala yang Perlu Diantisipasi

Walaupun seru banget buat ditonton langsung, kamu juga perlu waspada dan siap menghadapi beberapa tantangan berikut:

  • Jarak tempuh cukup jauh dari kota besar. Dari Pekanbaru ke Teluk Kuantan sekitar 5–6 jam via jalur darat, sementara dari Padang bisa memakan waktu sekitar 7–8 jam.
  • Fasilitas umum masih terbatas, mulai dari jumlah hotel, tempat makan, jaringan telekomunikasi, hingga opsi transportasi lokal.
  • Cuaca bulan Agustus cenderung tidak menentu—hujan bisa turun sewaktu-waktu dan berisiko mengganggu jadwal kegiatan.
  • Kondisi jalan antarprovinsi dan beberapa ruas jalannya rawan longsor, terutama saat musim hujan. Pastikan kendaraan dalam kondisi prima dan selalu cek update kondisi jalan sebelum berangkat.

Jangan Lewatkan Festival Pacu Jalur, Ajang Balap Perahu Penuh Tradisi dan Semangat

Tandai kalendermu dan jadikan Agustus ini momentum untuk menyaksikan langsung warisan budaya yang sarat makna dari Riau.

Festival Pacu Jalur 2025 akan diselenggarakan selama 5 hari penuh, Sob.

Dari 20–24 Agustus 2025 di Tepian Narosa, Teluk Kuantan, Kuantan Singingi, Riau. Rasakan atmosfer penuh semangat dan saksikan bagaimana harmoni, kekompakan, serta seni berpadu dalam satu tradisi yang kini mendunia. Namun, keseruan Riau tidak berhenti di tepian sungai. Setelah puas menyaksikan kemeriahan Pacu Jalur, ada banyak destinasi wisata yang bisa kamu jelajahi untuk melengkapi perjalanan.

Menjelajahi Riau: Lebih dari Sekadar Pacu Jalur

1.Istana Siak Sri Indrapura

Bangunan megah yang kini difungsikan sebagai museum ini menjadi saksi sejarah kejayaan Kesultanan Siak dan menyimpan koleksi artefak, perhiasan, dan peninggalan kerajaan. Arsitekturnya yang memadukan gaya Eropa, Arab, dan Melayu membuat istana ini begitu ikonik.

2.Taman Nasional Zamrud

Kawasan ini merupakan rumah bagi satwa langka seperti harimau sumatra, beruang madu, hingga berbagai jenis burung eksotis. Dikelilingi hutan rawa gambut dan dua danau kembar, taman ini adalah surga alami yang masih terjaga keasriannya.

3.Air Terjun Batu Dinding

Sebuah keindahan alam yang memukau dengan aliran airnya yang membelah tebing batu megah. Air terjun ini memiliki aliran air yang jernih dan segar, dikelilingi hutan hijau, sehingga cocok untuk wisata alam, trekking ringan, dan berfoto.

Nggak Bisa Datang Langsung? Tenang, Ada Solusinya!

Buat kamu yang belum sempat datang ke lokasi, tetap bisa menyaksikan kemeriahan Festival Pacu Jalur 2025 lewat siaran langsung di akun Instagram @karismaeventnusantara (KEN). Jadi, kamu tetap bisa menikmati energi, budaya, dan semangat Pacu Jalur dari manapun kamu berada!

Jadi, pacu Jalur bukan hanya sekedar lomba perahu, tapi bukti bahwa warisan budaya bisa tetap hidup, relevan, dan mendunia. Yuk, lestarikan bersama!

Nah, supaya nggak ketinggalan info event seru lainnya, jangan lupa follow Instagram @eventbyindonesia dan TikTok @eventbyindonesia. Di sana, kamu bisa temukan update event terkini, inspirasi destinasi, sampai konten seru yang sayang dilewatkan!

Yuk, ajak sahabat dan keluarga untuk seru-seruan bareng #DiIndonesiaAja. Nikmati kekayaan budaya, kuliner, musik, dan keindahan alam nusantara lewat beragam event keren dari Sabang sampai Merauke!

Konten ini diproduksi oleh @eventbyindonesia dalam rangka mendukung pelestarian budaya lokal dan promosi Karisma Event Nusantara.*(sumber:kemenpar.go.id)

error: