logo

Pemerintah Buka Pintu Kerja Sama Ekonomi Kreatif dengan AS, Perluas Talenta Ekraf Lokal ke Internasional

Jumat, 20 Juni 2025

Jakarta, 17 Juni 2025 — Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamen Ekraf) Irene Umar meyakini potensi besar ekonomi kreatif di Indonesia yang ditopang generasi muda bisa menjadi the new engine of growth. Kerja sama dengan negara lain termasuk Amerika Serikat (AS) turut disebut Wamen Ekraf Irene sebagai pendorong industri ekraf terus berkembang dan berkelanjutan.

“Ekonomi kreatif adalah the new engine of growth bagi Indonesia dan kami optimistis kemitraan strategis seperti ini akan membawa percepatan nyata,” ujar Wamen Ekraf Irene saat memberikan sambutan dalam US-Indonesia Creative Economy Forum di Hotel Four Seasons, Jakarta pada Selasa, 17 Juni 2025.

Forum ekonomi kreatif Indonesia-AS itu diselenggarakan oleh Kedutaan Besar AS dan US–ASEAN Business Council. Forum ini mempertemukan talenta ekraf lokal dan pelaku industri kreatif Amerika Serikat dengan tujuan membangun kerja sama lintas sektor seperti film, gim, animasi, desain, serta penerbitan berbasis teknologi digital.

Ekonomi kreatif Indonesia yang ditopang oleh populasi muda yang dinamis dan penetrasi internet yang terus meningkat telah menjadi salah satu motor utama pertumbuhan ekonomi nasional yang mencakup berbagai subsektor strategis seperti musik, fesyen, gim, hingga platform digital yang berkontribusi besar terhadap penciptaan lapangan kerja dan Produk Domestik Bruto (PDB). Di sisi lain, AS sebagai pemimpin global dalam inovasi, teknologi, dan produksi konten digital, berada dalam posisi ideal untuk memperkuat kolaborasi ekonomi kreatif antara kedua negara.

“Kami percaya bahwa kemitraan yang dibangun hari ini dapat menjawab tantangan dan memperluas dampak industri kreatif Indonesia secara global. Dari YouTube hingga Roblox, dari Netflix hingga Scholastic, semua bisa menjadi jembatan bagi talenta lokal untuk tampil dan bersaing di panggung dunia,” sebut Wamen Ekraf Irene.

Selain itu Wamen Ekraf Irene menyoroti pentingnya forum ini dalam mempertemukan talenta ekraf lokal dengan pemain industri global yang telah menjadi bagian dari keseharian masyarakat Indonesia. Ia menyebut subsektor seperti gim, film, dan penerbitan sebagai bidang yang sangat potensial untuk dikembangkan bersama mitra internasional, mengingat eratnya keterkaitan dengan teknologi baru seperti AI dan blockchain serta tingginya konsumsi konten digital di Indonesia.

Dalam forum ini, pemerintah Indonesia juga mendorong pendekatan kolaboratif yang inklusif, di mana talenta ekraf lokal, termasuk generasi muda, tidak hanya menjadi pengguna, tetapi juga pencipta dalam ekosistem global. Wamen Ekraf Irene menekankan bahwa dengan pendampingan yang tepat, anak-anak muda Indonesia dapat diarahkan menjadi kontributor aktif, bahkan sebelum memasuki dunia profesional.

“Jangan takut untuk show and express what you have inside. Kehadiran karya kamu itu penting. Kalau takut, cari teman. Supaya bareng-bareng majunya,” kata Wamen Ekraf Irene.

“Kami membuka pintu selebar-lebarnya bagi mitra internasional yang ingin tumbuh bersama industri kreatif Indonesia. Saatnya dunia mengenal dan mengakui karya anak bangsa,” imbuh Wamen Ekraf Irene.

Sementara itu Acting Deputy Chief of Mission Kedutaan Besar AS di Jakarta, Jason Rebholz, menyampaikan bahwa ekonomi kreatif merupakan bidang strategis baru dalam kerja sama bilateral Indonesia–AS. Dia juga menambahkan bahwa forum ini membuka peluang bagi perusahaan-perusahaan AS untuk lebih mengenal pasar Indonesia dan membangun kemitraan yang konkret.

“Selama 75 tahun, kita telah menjadi mitra ekonomi yang kuat. Kini, melalui ekonomi kreatif, kita mencari cara-cara baru untuk berkolaborasi,” ungkap Jason.

Turut mendampingi Wamen Ekraf Irene Umar dalam acara yaitu Deputi Bidang Pengembangan Strategis Ekonomi Kreatif Cecep Rukendi, Deputi Bidang Kreativitas Digital dan Teknologi Muhammad Neil El Himam, serta Deputi Bidang Kreativitas Media Agustini Rahayu.*(sumber:ekraf.go.id)

error: